Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Rupiah kembali tidak berdaya di hadapan dollar Amerika Serikat (AS), Senin (9/11). Mengacu data Bloomberg, di pasar spot rupiah parkir di level Rp 16.644 per dollar AS atau 0,59% dari sebelumnya Rp 13.564 AS.
Pelemahan rupiah sejalan dengan sebagaian besar mata uang Asia lainnya. Tengok saja Won Korea Selatan dan ringgit Malaysia merosot lebih dari satu persen, sedangkan rupiah Indonesia turun karena imbas dari melemahnya perdagangan China.
Won turun 1,3% terhadap dollar, sementara ringgit turun 1,3% dan rupiah turun 0,7%.
Dalam penawaran lain, dollar Singapura turun tipis 0,1%, baht Thailand 0,2% lebih rendah dan dollar Taiwan juga turun 0,2%.
Solidnya data ketenagakerjaan AS kian meningkatkan spekulasi kenaikan suku bunga The Fed. Imbas, dollar pun mulai merangkak naik.
China pada Minggu (8/11) melaporkan angka perdagangan mengecewakan yang menekan mata uang negara berkembang terkait komoditas, karena impor ke ekonomi nomor dua dunia itu jatuh hampir seperlima pada Oktober dari setahun lalu. Ekspor juga terus menurun akibat permintaan luar negeri lesu.
Sekadar mengingatkan, pada Jumat (6/11) lalu, rupiah ditutup pada level 13.564 per dollar AS.
Sedangkan nilai tukar rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) melemah 1% menjadi 13.687 per dollar AS.
Sebagai perbandingan, kurs JISDOR rupiah pada akhir pekan lalu berada di posisi 13.550 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News