kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Tembaga terjegal sentimen kenaikan The Fed rate


Kamis, 23 Februari 2017 / 21:49 WIB
Tembaga terjegal sentimen kenaikan The Fed rate


Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Pasca rally kenaikan harga yang signifikan beberapa waktu terakhir. Tembaga harus menelan koreksi terutama setelah risalah FOMC menunjukkan peluang kenaikan suku bunga The Fed yang tetap dipertahankan oleh Gubernur The Fed, Janet Yellen.

Mengutip Bloomberg, Kamis (23/2) pukul 2.23 siang waktu Shanghai harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange tergerus 1,00% ke level 5.979 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Harga ini tergelincir tipis 0,35% sepanjang sepekan terakhir.

Ibrahim, Direktur PT Garuda Berjangka menjelaskan sentimen negatif terbaru datang setelah Yellen menegaskan kenaikan suku bunga akan tetap berlangsung tiga kali sepanjang tahun 2017 ini.

Pasar memandang hal ini sebagai optimisme terbukanya peluang kenaikan The Fed rate pada Maret 2017. Hal tersebut jelas menjadi tulang punggung penguatan USD di pasar global yang secara langsung mengempiskan performa komoditas termasuk tembaga.

Hingga pukul 15.45 WIB posisi indeks USD terangkat 0,08% ke level 101,30 dibanding hari sebelumnya. “Tidak berhenti disitu, laporan buruknya permintaan pasca Hari Raya Imlek dari China juga mengimpit posisi harga tembaga. Padahal biasanya jika ada perayaan, permintaan pasti terangkat namun tahun ini tidak demikian,” papar Ibrahim.

Dilaporkan Bea Cukai China, impor tembaga Januari 2017 merosot 13,4% menjadi 340.000 ton dibanding Januari 2016 lalu. Ditambah lagi kondisi ketegangan politik di Eropa jelang pemilu yang akan berlangsung di Jerman, Prancis dan Belanda membuat pelaku pasar cenderung memilih aset safe haven dibanding aset berisiko seperti komoditas.

Untuk sementara waktu faktor-faktor tersebut mengikis kekuatan fundamental tembaga. Walau dilain pihak, kisruh pekerja tambang Escondida di Chili masih mampu memberikan kekuatan bagi harga tembaga melanjutkan penguatannya atau setidaknya bertahan dari koreksi yang lebih dalam.

“Koreksi wajar saja karena kenaikan juga tajam dan tidak akan menembus level US$ 5.500 per metrik ton dalam waktu dekat,” tambah Ibrahim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×