Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Tekanan datang dari kedua sisi baik eksternal dan internal bagi rupiah, diprediksi pelemahan pun bisa berlanjut besok.
Di pasar spot, Kamis (9/6) valuasi rupiah terkikis 0,14% ke level Rp 13.287 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Posisi ini berbeda dengan di kurs tengah Bank Indonesia yang terangkat 0,07% di level Rp 13.231 per dollar AS.
Albertus Christian, Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures tekanan datang dari wilayah Asia. Setelah Bank Sentral Korea secara mengejutkan memangkas suku bunga. Ini menyebabkan pasar menduga kontraksi ekonomi yang terjadi di kawasan Asia mengkhawatirkan.
“Timbul dugaan BI pun perlu mempertimbangkan penurunan suku bunga untuk ikut menggenjot ekonomi Indonesia. Hal ini yang berefek negatif bagi rupiah,” jelas Christian.
Tekanan bertambah dari sajian data ekonomi dalam negeri yang negatif yakni index penjualan ritel April 2016 merosot dari 11,6% di bulan sebelumnya menjadi 10,4%.
Untuk itu Christian menduga pelemahan rupiah masih akan berlanjut di akhir pekan nanti. “Walau rentangnya terbatas,” tebaknya.
Sebab, rupiah bisa memanfaatkan arus dana asing yang terus masuk ke pasar saham dan obligasi tanah air sebagai kekuatan. Saat ini tren di pasar saham memang investor masih melakukan aksi buy dan ini beri katalis positif.
"Tercatat arus dana asing yang masuk ke pasar saham dan obligasi hingga hari catatkan level tertingginya sejak April 2016 lalu," ujar Christian.
Hal tersebut tentunya menambah tenaga bagi rupiah. Walau memang tidak bisa menopang pada penguatan yang signifikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News