Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga tembaga naik pada Selasa (11/3) didorong oleh pelemahan dolar Amerika Serikat(AS) dan penurunan stok yang tersedia di sistem London Metal Exchange (LME). Meskipun kekhawatiran terkait kebijakan tarif impor AS masih membayangi pasar.
Melansir Reuters, harga tembaga untuk kontrak tiga bulan di LME naik 1,2% menjadi US$9.641 per ton pada pukul 15:35 GMT.
Baca Juga: Inggris Tak Akan Balas Tarif Baja AS, Pilih Jalur Diplomasi
Logam yang banyak digunakan dalam sektor listrik dan konstruksi ini sempat turun pada Senin (10/3) akibat aksi jual besar-besaran di pasar.
Karena tarif impor berdampak negatif pada tembaga dan logam lain yang bergantung pada pertumbuhan ekonomi, serta berpotensi memperlambat pertumbuhan global dan mempertahankan inflasi tinggi lebih lama, fokus pasar kini tertuju pada data indeks harga konsumen AS yang akan dirilis Rabu.
"Dengan kemungkinan perlambatan pertumbuhan di AS akibat tarif serta ekonomi China (konsumen logam terbesar) yang masih berjuang untuk pulih, permintaan tembaga dan logam industri lainnya kemungkinan akan melemah," kata Ewa Manthey, analis komoditas di ING.
Pekan lalu, tembaga sempat mencapai level tertinggi dalam empat bulan di US$9.739 setelah Presiden AS Donald Trump memberikan pengecualian tarif 25% kepada produsen mobil untuk impor dari Kanada dan Meksiko selama satu bulan.
Baca Juga: Wall Street Merosot Selasa (11/3), Setelah Trump Umumkan Tarif Baru untuk Kanada
Rabu menjadi tanggal peluncuran tarif impor 25% AS untuk aluminium dan baja yang sebelumnya ditetapkan oleh pemerintahan Trump. AS mengimpor 80% kebutuhan aluminium, sebagian besar dari Kanada.
Premi aluminium Midwest AS melonjak 19% ke level tertinggi sepanjang sejarah pada Selasa setelah Trump mengumumkan akan menggandakan tarif impor aluminium dari Kanada menjadi 50% mulai Rabu.
Harga aluminium LME naik 0,3% menjadi US$2.701 per ton.
Trump juga sebelumnya memerintahkan penyelidikan terkait kemungkinan tarif baru pada tembaga, yang terus meningkatkan premi antara kontrak tembaga berjangka Comex AS dan kontrak LME.
Premi tersebut terakhir tercatat pada US$850 per ton dibandingkan US$726 pada Senin.
Baca Juga: Perang Dagang Memanas, Trump Lipat Gandakan Tarif Impor Logam Kanada Menjadi 50%
Data harian LME menunjukkan bahwa sebagian pasar tengah berupaya meningkatkan pasokan ke AS, terlihat dari stok tembaga di gudang LME yang tersisa hanya 136.300 ton—terendah sejak pertengahan Juni—setelah 11.675 ton dibatalkan.
Di antara logam lainnya, harga seng naik 1,9% menjadi US$2.910 setelah stok seng di LME turun ke 94.700 ton, level terendah sejak November 2023, setelah 42.575 ton dibatalkan.
Sementara itu, timbal turun 0,2% menjadi $2.045, timah naik 0,8% menjadi $32.830, dan nikel turun 0,8% menjadi $16.415.
Selanjutnya: IHSG Kembali Tergelincir, BBRI dan GOTO Banyak Dilepas Asing, Selasa (11/3)
Menarik Dibaca: Kerjasama Kemitraan SUSE dan ICS
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News