Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga tembaga naik ke level tertinggi dalam dua minggu pada Senin (4/11), setelah dolar turun akibat ekspektasi pemotongan suku bunga di Amerika Serikat (AS).
Sementara pasar menanti hasil pemilihan presiden AS minggu ini.
Melansir Reuters, harga tembaga di London Metal Exchange (LME) naik 0,6% menjadi US$9.626 per ton pada pukul 11:36 GMT, setelah sebelumnya mencapai puncak sesi di US$9.723,50 per ton.
Baca Juga: Harga Logam Dasar Stabil Menjelang Pertemuan Kebijakan Utama di China dan Pemilu AS
The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan 6-7 November, menurut para analis yang memperkirakan adanya pemotongan lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang.
Hal ini menekan nilai mata uang AS. Saat dolar melemah, harga logam yang diperdagangkan dalam dolar menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lain dan mendukung permintaan.
Para pedagang mengatakan sebagian besar kenaikan harga tembaga pada Senin disebabkan oleh aksi beli oleh dana-dana yang memperdagangkan tembaga berdasarkan sinyal model numerik.
Para pedagang fisik juga mengatakan bahwa sentimen pasar positif dan fokus tertuju pada pemilu AS.
Baca Juga: Harga Logam Industri Terpapar Perang Dagang China dan Eropa
Jajak pendapat menunjukkan Kamala Harris dan Donald Trump bersaing ketat secara nasional dan di negara-negara bagian penentu yang diprediksi akan menentukan hasil pemilu AS. Namun, ketatnya persaingan berarti pemenang bisa baru diketahui beberapa hari setelah pemungutan suara.
Aktivitas manufaktur di China, konsumen utama tembaga, kembali tumbuh pada bulan Oktober karena peningkatan pesanan baru yang menyebabkan kenaikan produksi, menandakan perbaikan sektor tersebut.
Pasar logam dasar juga berharap agar pertemuan para pemimpin Tiongkok pada 4-8 November akan menghasilkan kebijakan stimulus untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Namun, sentimen pasar terbebani oleh penurunan premi Yangshan — indikator permintaan impor tembaga Tiongkok yang diawasi ketat — yang turun 30% menjadi $48 per ton setelah sebelumnya mendekati US$70 pada awal Oktober.
Baca Juga: Prospek Harga Logam Industri Tertekan, Ini Penyebabnya
Di logam lainnya, aluminium turun 0,1% menjadi US$2.597 per ton, seng turun 0,8% menjadi US$3.046, timah naik 1% menjadi US$32.030, sedangkan nikel sedikit berubah pada US$15.940.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News