kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,14   10,84   1.19%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Target pendapatan BYAN turun 21,57%


Rabu, 04 Juni 2014 / 19:55 WIB
Target pendapatan BYAN turun 21,57%
ILUSTRASI. Bagaimana Mengatasi Ambeien? Ini 5 Cara Ampuh Mencegah Ambeien yang Bisa Anda lakukan


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Bayan Resources Tbk (BYAN) menatap tahun 2014 dengan pesimistis. Emiten batubara ini membidik pendapatan US$ 900 juta-US$ 1 miliar di tahun ini, turun 12,85%-21,57% dibandingkan realisasi 2013 yang senilai US$ 1,15 miliar.

Hal itu terungkap dalam materi paparan publik BYAN yang dirilis Rabu (4/6). Target yang lebih rendah terkait dengan produksi dan harga jual batubara yang juga diproyeksikan negatif di tahun ini.

BYAN membidik produksi batubara sebanyak 13 juta-14 juta ton, tidak jauh berbeda dengan realisasi produksi batubara tahun lalu yang tercatat 13,7 juta ton. Pun demikian dengan target volume penjualan batubara BYAN yang dipatok 13,8 juta hingga 14,8 juta ton, sama dengan tahun lalu sebanyak 14,7 juta ton.

Target produksi yang terbilang stagnan jelas bakal membuat kinerja pendapatan BYAN tertekan. Pasalnya, harga jual rata-rata batubara di tahun ini hanya diproyeksikan senilai US$ 66-US$ 69 per ton. Bandingkan dengan realisasi harga jual rata-rata BYAN di 2013 yang mencapai US$ 77,9 per ton.

Penetapan target produksi yang tidak jauh berbeda dengan tahun lalu sudah direncanakan sebelumnya. "Karena harga yang masih rendah, saya memperkirakan produksi di tahun ini tidak akan berbeda dengan tahun lalu," kata Jenny Quantero, Direktur BYAN belum lama ini.

Performa keuangan BYAN di tahun lalu sendiri memang jauh dari memuaskan lantaran harga jual yang merosot.  BYAN hanya mampu meraih pendapatan US$ 1,15 miliar, turun 19,34% dibandignkan tahun 2012 yang US$ 1,42 miliar.

Area Asia Utara masih menjadi andalan dengan menyokong US$ 559,65 juta dari total pendapatan BYAN di tahun lalu. Asia Tenggara, tidak termasuk Indonesia, menjadi area dengan kontribusi terbesar kedua, yakni senilai US$ 255,26 juta.

Asia Selatan turut menyokong pendapatan BYAN senilai US$ 179,78 juta. Sementara kawasan Eropa, Amerika Serikat dan Amerika Selatan menyumbang US$ 122,49 juta dari total pendapatan BYAN di 2013.

Sisa pendapatan BYAN sebanyak US$ 30,29 juta berasal dari segmen domestik. Untungnya, beban pokok pendapatan BYAN pun ikut turun 21,59% year-on-year (yoy) menjadi US$ 984,05 juta di 2013.

Tahun lalu, BYAN memang lebih menitikberatkan pada efisiensi biaya. Maklum, harga batubara sedang turun sehingga BYAN ingin mempertahankan margin laba. Ada tiga strategi efisiensi yang dilakukan BYAN.

Pertama, BYAN ingin menurunkan nisbah kupas (stripping ratio) menjadi 11,3 kali-11,9 kali. Di 2012, nisbah kupas BYAN masih di 14,7 kali. Penurunan nisbah kupas dapat mengerem rata-rata biaya tunai per ton. BYAN berharap rata-rata biaya tunai menjadi US$ 74-US$ 77 per ton dari US$ 78,1 per ton di 2012.

Kedua, BYAN berusaha renegosiasi tarif penambangan batubara dengan pihak kontraktor. Strategi ketiga adalah dengan mengurangi tenaga kerja di pertambangan.

Namun, penurunan beban pokok tidak mampu memperbaiki rugi bersih BYAN. Di tahun lalu, rugi bersih BYAN bahkan naik 260% menjadi US$ 36,31 juta, dari posisi 2012 yang US$ 10,08 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×