kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Tahun ini, aluminium akan lebih baik


Kamis, 10 Maret 2016 / 21:41 WIB
Tahun ini, aluminium akan lebih baik


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Harga aluminium berpotensi melemah dalam jangka pandek. Meski demikian, tren harga aluminium tahun ini diprediksi lebih baik dari tahun 2015.

Mengutip Bloomberg, Kamis (10/3) pukul 14.51 WIB, harga aluminium kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange melemah 0,6% ke level US$ 1.573 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, aluminium tergerus 0,25%.

United Co. Rusal memperkirakan permintaan aluminium akan menguat tahun ini setelah anjlok ke level terendah dalam enam tahun dan memangkas laba kuartal IV-2015 perseroan sebesar 27%.

Harga aluminium anjlok ke level terendah sejak 2009 pada November tahun lalu. Hal tersebut membuat EBITDA Rusal terpangkas menjadi US$ 306 juta dari kuartal sebelumnya US$ 420 juta. Perlambatan ekonomi di China sebagai produsen sekaligus konsumen aluminium terbesar menahan permintaan untuk logam industri ini dan akhirnya memperluas kelebihan pasokan global.

Rusal memperkirakan penggunaan aluminium global tahun ini akan meningkat 5,7% menjadi 59,6 juta metrik ton dibanding tahun lalu dengan naiknya permintaan dari Amerika Utara, Eropa dan Asia. Sementara produksi aluminium China diprediksi tumbuh 4,8% atau kenaikan paling lambat dalam lima tahun terakhir.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan, outlook harga aluminium tahun ini memang akan lebih baik dibanding tahun lalu. Hal ini didukung oleh membaiknya ekonomi Asia, salah satunya di India.

Dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup positif, India sedang menggenjot proyek pembangunan. "Manufaktur India berkembang pesat sehingga akan membutuhkan banyak aluminium," ujarnya.

Sementara China saat ini sedang berusaha mengendalikan harga dengan cara pemangkasan produksi. Meski mengalami perlambatan ekonomi, kebutuhan aluminium China masih cukup tinggi terutama digunakan pembangunan pesawat dan kapal laut. Apalagi, China terus menggelontorkan stimulus ekonomi.

Pergerakan harga aluminium juga tak lepas dari pengaruh The Fed. Jika The Fed menaikkan tingkat suku bunga, maka dollar AS akan menguat dan menggempur aluminium.

Oleh karena itu, Ibrahim memproyeksi harga aluminium akan berada di kisaran US$ 1.650 per metrik ton pada akhir tahun jika The Fed akhirnya menaikkan suku bunga. Jika tidak, aluminium bisa melambung hingga US$ 1.900 tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×