Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Harga aluminium tergerus menunggu stimulus ekonomi dari Eropa dan negara - negara lainnya. Aluminium diprediksi akan terus melemah hingga akhir pekan.
Mengutip Bloomberg, Kamis (10/3) pukul 14.51 WIB, harga aluminium kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange melemah 0,6% ke level US$ 1.573 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, aluminium tergerus 0,25%.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan, aluminium diperkirakan akan mengalami koreksi lantaran mengantisipasi pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB), The Fed dan Bank Sentral Jepang (BOJ) dalam waktu dekat.
ECB saat ini sudah mengumumkan adanya stimulus ekonomi. Selanjutnya, The Fed akan mengadakan pertemuan pada pekan depan. Demikian juga dengan BOJ.
Dari pertemuan tersebut, pelaku pasar berharap akan ada stimulus yang mendorong perekonomian sehingga akan berdampak positif pada permintaan aluminium sehingga mengangkat harga.
Di samping itu, pelaku pasar juga sedang menunggu rilis data pertumbuhan ekonomi China di kuartal I-2016 pada bulan April mendatang. "Jika pertumbuhan ekonomi China kuartal pertama 2016 bisa bertahan di level 6,9% maka akan bagus untuk aluminium," ujar Ibrahim.
Negeri tembok raksasa ini sebenarnya menerapkan bea masuk cukup tinggi untuk impor aluminium. Namun Ibrahim menduga, kebijakan ini tak akan menghalangi para produsen untuk mengirim aluminium ke China. Dugaan Ibrahim, harga aluminium selanjutnya tidak akan melemah hingga di bawah US$ 1.500 per matrik ton hingga akhir tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News