kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.606.000   -1.000   -0,06%
  • USD/IDR 16.265   -85,00   -0,53%
  • IDX 7.073   -92,58   -1,29%
  • KOMPAS100 1.039   -16,65   -1,58%
  • LQ45 818   -13,93   -1,67%
  • ISSI 212   -2,57   -1,20%
  • IDX30 421   -5,97   -1,40%
  • IDXHIDIV20 506   -5,92   -1,16%
  • IDX80 118   -2,08   -1,73%
  • IDXV30 121   -1,72   -1,40%
  • IDXQ30 139   -1,80   -1,29%

Suku Bunga The Fed Berpeluang Dipangkas 2 Kali Tahun ini, Begini Arah Rupiah ke Depan


Kamis, 30 Januari 2025 / 18:52 WIB
Suku Bunga The Fed Berpeluang Dipangkas 2 Kali Tahun ini, Begini Arah Rupiah ke Depan
ILUSTRASI. Terbatasnya dampak dari FOMC ini juga diperkirakan berlanjut pada sesi Asia, dan berdampak temporer saja pada pergerakan rupiah. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. The Fed menahan suku bunga acuannya pada FOMC awal tahun ini. Meski begitu, penguatan dolar indeks dinilai bersifat temporer.

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede mengatakan, awalnya investor melihat the Fed cenderung lebih tidak dovish, terutama setelah kalimat terkait progres dari disinflasi dicabut. Hal ini kemudian mendorong penguatan dolar Amerika Serikat (AS) sesaat.

Namun, pergerakan dolar AS kembali pulih pasca klarifikasi dari Powell pada saat konferensi pers. 

Secara umum, pasca pengumuman FOMC, pergerakan dolar AS tidak terlalu signifikan, terutama sejalan dengan nada dari the Fed yang cenderung serupa dengan rapat pada bulan Desember lalu.

Baca Juga: Faktor Eksternal Mendominasi, Rupiah Diprediksi Lanjut Melemah pada Jumat (31/1)

"Terbatasnya dampak dari FOMC ini juga diperkirakan berlanjut pada sesi Asia, dan berdampak temporer saja pada pergerakan rupiah," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (30/1).

Meski begitu, Josua tak menampik bahwa pergerakan rupiah diperkirakan masih akan tertekan oleh risiko ketidakpastian global pada semester I. Utamanya, dari kekhawatiran terkait dengan kebijakan Trump dalam hal imigrasi, perdagangan, serta anggaran.

"Rupiah diperkirakan bergerak di kisaran Rp 16.200 - Rp 16.600 per dolar AS sepanjang semester I-2025," sebut Josua.

Di sisi lain, meskipun pasca inaugurasi nada dari Trump terkait tarif cenderung melunak terutama terhadap China, namun ia masih melihat risiko ketidakpastian yang masih tinggi. 

Baca Juga: Rupiah Ditutup Melemah ke Rp 16.260 Per Dolar AS Hari Ini (30/1), Terdalam di Asia

Beberapa kebijakan imigrasi masih berpotensi mendorong tekanan lebih lanjut dari pasar tenaga kerja, sementara arah dari kebijakan Trump masih berfokus pada tarif, meskipun tidak seagresif sebelumnya.

Namun, Josua masih melihat bahwa the Fed akan melakukan pemotongan hingga 50 basis poin (bps) di tahun 2025 ini, terutama melihat tekanan dari inflasi inti di AS mulai melonggar.

Selanjutnya: Punya Pembangkit Nuklir, ini Profil Yonden yang Baru Mengakuisisi 25% Saham HGII

Menarik Dibaca: KAI Ubah Sarana Sejumlah KA Mulai Besok, Ini Daftarnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×