Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren penurunan dana kelolaan (asset under management/AUM) diperkirakan telah usai. Ekonomi yang lebih baik dan berakhirnya dampak terkait produk unitlink menjadi pendorongnya.
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), AUM industri reksadana terus melandai sejak 2021. Pada tahun itu, total AUM industri sebesar Rp 826,70 triliun.
Pada tahun 2022, nilai AUM turun 3,56% secara tahunan (YoY) menjadi 797,31 triliun, dan pada tahun 2023 kembali terkoreksi 0,44% YoY menjadi Rp 793,78 triliun.
Baca Juga: Bidik Pertumbuhan AUM 30%, Begini Strategi Sucorinvest Asset Management
Tahun ini, KSEI mencatat nilai AUM industri reksadana turun 1,50% sejak awal tahun (Ytd) menjadi Rp 781,81 triliun per Maret 2023. Secara bulanan (MoM) nilai tersebut juga terkoreksi 0,87% dari bulan sebelumnya sebesar Rp 788,64 triliun.
Meski begitu, Head of Investment Specialist and Product Development Sucorinvest Asset Management, Lolita Liliana, menilai, prospek pertumbuhan AUM tahun ini akan lebih baik. Sebab ia menilai sentimen penekannya semakin berkurang.
Dijelaskan, tekanan pada industri reksadana situasi ekonomi global yang tidak pasti hingga era suku bunga tinggi. Tahun lalu, AUM Sucorinvest Asset Management juga mengalami penurunan AUM menjadi Rp 22,5 triliun dari Rp 36,5 triliun di tahun 2022.
Namun dari meredanya dampak unitlink, selesainya pemilu dalam negeri, hingga ekspektasi pemangkasan suku bunga di tahun ini dinilai dapat memberikan efek positif terhadap minat produk reksadana.
Baca Juga: Sucorinvest Asset Management Incar Dana Kelolaan (AUM) Rp 26 Triliun pada 2024
"Tahun ini kami ekspektasikan pertumbuhan AUM karena ketidakpastian dalam negeri sudah jauh berkurang, tinggal dari eksternal. Sementara tahun lalu tertekan dari internal dan eksternal," ujarnya di Jakarta, Selasa (7/5).
Dus, tahun ini Sucorinvest Asset Management menargetkan pertumbuhan AUM sebesar 30%. Hingga Maret 2024, Lolita menyebutkan AUM perusahaan sebesar Rp 23,5 triliun atau tumbuh 4,44% dari akhir Desember 2023.
Untuk menangkap peluang dan mencapai target, perusahaan telah menyiapkan sejumlah strategi. Terbaru, kerjasama dengan BRI Danareksa Sekuritas dalam memasarkan produk reksadananya yang diharapkan dapat semakin memperluas pasar.
Baca Juga: Sucorinvest Asset Management Gandeng Bank Danamon, Distribusikan 4 Produk Reksadana
Sebelumnya, perusahaan juga telah menggandeng Bank Danamon untuk memasarkan produk reksadananya. "Kami berencana menggandeng dua agen penjual efek reksadana (APERD) kembali, satu dari perbankan dan satu dari non-bank," sebutnya.
Selain itu, perusahaan juga akan meluncurkan sejumlah produk baru. Terdekat, Lolita mengungkapkan akan meluncurkan dua reksadana terproteksi.
"Lalu untuk open end ada tiga dan saat ini satu dalam proses di OJK dan dua sedang dalam persiapan," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News