kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dana Kelolaan Reksadana BRI Manajemen Investasi Tumbuh 17% Per Maret 2024


Jumat, 26 April 2024 / 20:49 WIB
Dana Kelolaan Reksadana BRI Manajemen Investasi Tumbuh 17% Per Maret 2024
ILUSTRASI. Dana kelolaan reksadana BRI manajemen Investasi Rp 31.8 triliun pada Maret 2024, tumbuh 17% secara tahunan.


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  PT BRI Manajemen Investasi (BRI-MI) kembali  meraih posisi Top 3 manajer investasi (MI) Indonesia, berdasarkan dana kelolaan (Asset Under Management/AUM) reksadana pada Maret 2024. 

Plt. Direktur Utama BRI-MI, Ira Irmalia Sjam, mengatakan bisnis BRI-MI masih menunjukan tren pertumbuhan di 2024. Hal ini tercermin dari meningkatnya AUM reksadana BRI-MI dari Rp 27,12 triliun pada Maret 2023 menjadi Rp 31.8 triliun pada Maret 2024, atau tumbuh 17% secara year on year. 

Dengan demikian, BRI-MI saat ini menempati posisi 3 manajer investasi dengan AUM reksadana terbesar. 

“Apabila dibandingkan dengan AUM industri yang turun 2,61%, tentu saja pencapaian BRI-MI menunjukkan bisnis perusahaan sangat resilient di tengah kondisi pasar yang kurang stabil dan ketatnya kompetisi” ujar Ira dalam keterangan resminya, Jumat (26/4). 

Baca Juga: Cermati Reksadana Pilihan BRI Manajemen Investasi Saat Ekonomi Global Tertekan

Tawarkan Produk Reksadana Sebagai Diversifikasi

Lebih lanjut, Ira mengatakan bahwa rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dan obligasi mengalami tekanan pada awal perdagangan pasca libur Lebaran 2024. Hal ini akibat dari sentimen negatif global yang diakibatkan karena krisis Timur Tengah yang kembali memanas dengan adanya konflik terbuka saat ini yaitu antara Iran dengan Israel.

Dengan kondisi geopolitik yang terjadi saat ini, pilihan melakukan diversifikasi investasi ke produk-produk investasi yang konservatif dapat menjadi pertimbangan investor seperti reksadana Pasar Uang (RDPU). 

Sementara, bagi investor dengan risiko profil lebih tinggi, bisa tetap melakukan investasi secara bertahap ke dalam reksadana pendapatan tetap dan/atau campuran, sambil tetap memonitor kondisi perkembangan geopolitik.

Berdasarkan kondisi terkini, BRI-MI merekomendasikan dua produk yaitu Reksadana BRI Seruni Pasar Uang II (SPU II) untuk investor konservatif, dan reksadana campuran yaitu reksadana BRI anggrek fleksibel bagi investor yang memiliki profil risiko yang lebih tinggi sebagai diversifikasi produknya.

Untuk diketahui, Reksadana SPU II menawarkan tingkat pendapatan bersaing dengan tetap mempertahankan nilai modal investasi dan menjaga kestabilan likuiditas, dengan Investasi 100% pada Instrumen pasar uang dalam negeri dan/atau efek bersifat utang. Adapun SPU II merupakan produk unggulan sinergi perseroan di BRI Group.

Baca Juga: Reksadana Pilihan BRI Manajemen Investasi di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global

Sedangkan, reksadana anggrek fleksibel menawarkan pertumbuhan nilai investasi yang optimal dalam jangka panjang, namun tetap memberikan pendapatan yang memadai.

Ira menyebutkan bahwa produk anggrek fleksibel diinvestasikan maksimum 79% ke dalam Efek Ekuitas, maksimum 79% ke dalam Efek Utang serta maksimum 79% ke dalam Instrumen Pasar Uang, di mana dalam portofolio reksadana tersebut wajib terdapat efek bersifat ekuitas dan efek bersifat utang.

Dia mengatakan, investor dapat melakukan pembelian produk reksadana di atas di aplikasi digital yaitu InvestASIK, BRIGHTS atau di gerai APERD rekanan BRI-MI lainnya, yang sangat terjangkau dengan minimal pembelian sebesar Rp 10.000.

Ira menilai, meski pasar masih dibayangi tensi geopolitik, namun pasar modal Indonesia dalam jangka panjang diprediksi masih memiliki prospek positif seiring pertumbuhan ekonomi di kisaran 5% untuk tahun 2024.

“Kemudian ekonomi Indonesia juga diperkirakan tumbuh di atas 5% dalam beberapa tahun mendatang, seiring reformasi ekonomi dan hilirisasi pembangunan berkelanjutan,” tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×