kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -8.000   -0,52%
  • USD/IDR 15.791   -57,00   -0,36%
  • IDX 7.505   -68,76   -0,91%
  • KOMPAS100 1.157   -12,64   -1,08%
  • LQ45 913   -8,80   -0,96%
  • ISSI 228   -2,59   -1,12%
  • IDX30 469   -4,51   -0,95%
  • IDXHIDIV20 564   -3,86   -0,68%
  • IDX80 132   -1,34   -1,01%
  • IDXV30 139   -1,60   -1,13%
  • IDXQ30 156   -1,23   -0,78%

Sritex (SRIL) Dibayangi Potensi Delisting Usai 30 Bulan Masa Suspensi Saham


Selasa, 21 November 2023 / 07:46 WIB
Sritex (SRIL) Dibayangi Potensi Delisting Usai 30 Bulan Masa Suspensi Saham
ILUSTRASI. PT Sri Rejeki Isman Tbk alias Sritex masih belum bisa keluar dari jeratan potensi delisting.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sri Rejeki Isman Tbk alias Sritex masih belum bisa keluar dari jeratan potensi delisting. Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali mengingatkan bahwa emiten tekstil bersandi SRIL ini berpeluang dihapus dari bursa saham.

Pelaksana Harian Kepala Divisi Penilaian Perusahaan 3 BEI Natal Naibaho dan Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI Pande Made Kusuma Ari mengungkapkan pengumuman potensi delisting ini berhubungan dengan masa suspensi saham SRIL yang telah mencapai 30 bulan pada tanggal 18 November 2023.

Adapun, Bursa dapat menghapus pencatatan saham Perusahaan Tercatat apabila:

1. Ketentuan III.3.1.1, Mengalami kondisi, atau peristiwa, yang secara signifikan berpengaruh negatif terhadap kelangsungan usaha Perusahaan Tercatat, baik secara finansial atau secara hukum, atau terhadap kelangsungan status Perusahaan Tercatat sebagai Perusahaan Terbuka, dan Perusahaan Tercatat tidak dapat menunjukkan indikasi pemulihan yang memadai.

2. Ketentuan III.3.1.2, Saham Perusahaan Tercatat yang akibat suspensi di Pasar Reguler dan Pasar Tunai, hanya diperdagangkan di Pasar Negosiasi sekurang-kurangnya selama 24 bulan terakhir.

Baca Juga: Intip Nasib Beberapa Emiten yang Terancam Delisting Paksa

BEI menganjurkan supaya pihak-pihak yang berkepentingan dapat menghubungi sekretaris perusahaan SRIL. 

"Bursa meminta kepada publik untuk memperhatikan dan mencermati segala bentuk informasi yang disampaikan oleh Perseroan," ungkap pengumuman yang disiarkan pada Senin (20/11) malam.

Sebagai informasi, merujuk laporan bulanan registrasi pemegang efek per 31 Oktober 2023, berikut susunan pemegang saham SRIL:

1. PT Huddleston Indonesia sebanyak 12,07 miliar saham (59,03%)

2. Iwan Kurniawan sebanyak 107,63 juta saham (0,53%)

3. Vonny Imelda Lukminto sebanyak 1,77 juta saham (0,01%)

4. Iwan Setiawan sebanyak 109,11 juta saham (0,53%)

5. Margaret Imelda sebanyak 1,03 juta saham (0,01%)

6. Lenny Imelda Lukminto sebanyak 1,03 saham (0,01%)

7. Masyarakat sebanyak 8,15 miliar saham (39,89%).

Adapun, SRIL terpaku di posisi harga Rp 146 per saham. BEI memberikan empat stempel notasi khusus, yakni M (adanya permohonan Penundaaan Kewajiban Pembayaran Utang/PKPU), E (laporan keuangan terakhir menunjukkan ekuitas negatif), L (perusahaan tercatat terlambat menyampaikan laporan keuangan), X (perusahaan tercatat memenuhi kriteria efek bersifat ekuitas dalam pemantauan khusus).

Baca Juga: Semester I-2023, Kinerja Mayoritas Emiten Tekstil Kusut

Dari sisi kinerja keuangan, sampai dengan semester I-2023 SRIL mengalami penurunan kinerja. SRIL membukukan penjualan neto senilai US$ 166,90 juta, atau merosot 52,16% dibandingkan raihan US$ 348,89 juta per Juni 2022.

Secara bottom line, SRIL menanggung kerugian sebanyak US$ 78,72 juta. Membengkak 30,74% dibandingkan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk SRIL per Juni 2022 senilai US$ 60,21 juta. 

Jumlah aset SRIL per 30 Juni 2023 tercatat sebesar US$ 707,43 juta. Sedangkan jumlah liabilitas SRIL mencapai US$ 1,56 miliar, yang terdiri dari liabilitas jangka pendek US$ 110,88 juta dan liabilitas jangka panjang US$ 1,45 miliar.

SRIL mengalami defisit modal sejumlah US$ 859,05 juta. Sedangkan kas neto diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan tercatat minus US$ 5,03 juta, dengan posisi kas dan bank akhir periode senilai US$ 9,16 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media


TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×