kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   11.000   0,75%
  • USD/IDR 15.490   -65,00   -0,42%
  • IDX 7.496   -47,74   -0,63%
  • KOMPAS100 1.161   -10,37   -0,89%
  • LQ45 930   -7,66   -0,82%
  • ISSI 225   -1,75   -0,77%
  • IDX30 479   -4,07   -0,84%
  • IDXHIDIV20 576   -4,59   -0,79%
  • IDX80 132   -1,10   -0,82%
  • IDXV30 142   -0,97   -0,68%
  • IDXQ30 160   -1,14   -0,70%

Spekulasi stimulus menyebabkan Wall Street volatil


Rabu, 05 Juni 2013 / 06:54 WIB
Spekulasi stimulus menyebabkan Wall Street volatil
ILUSTRASI. Mata uang rupiah. BI Laporkan Perkembangan Transaksi LCS yang Telah Dilakukan Hingga Oktober 2021.


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

NEW YORK. Mayoritas saham yang diperdagangkan di bursa AS tadi malam (4/6) ditutup di zona negatif. Kondisi itu menyebabkan indeks acuan di Negeri Paman Sam itu memerah.

Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 turun 0,6% menjadi 1.631,38. Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,5% menjadi 15.177,54. Transaksi malam tadi melibatkan lebih dari 6,8 miliar saham. Angka itu 7,6% lebih tinggi dari tingkat rata-rata transaksi tiga bulanan.

Pergerakan sejumlah saham yang berkapitalisasi besar mempengaruhi Wall Street. Beberapa di antaranya yakni Exxon Mobil Corp dan Chevron Corp yang mencatatkan penurunan masing-masing 0,9%. Selain itu. ada pula saham Salesforce.com Inc yang melorot 7,9%, dan Dollar General Corp turun 9,2%. Sementara, saham General Motors Co berhasil naik 1,6%.

Sentimen negatif yang menyebabkan bursa AS menurun adalah pernyataan ekonom yang memprediksi the Federal Reserve kemungkinan akan mengurangi jumlah penggelontoran stimulus paling cepat September mendatang.

"Kami memprediksi, pasar saham akan bergerak semakin liar dengan adanya spekulasi-spekulasi mengenai stimulus the Fed. Kita bisa melihat volatilitas tersebut dalam beberapa hari terakhir," jelas David Lafferty, investment strategist Natixis Global Asset Management.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×