CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.170   -44,98   -0,62%
  • KOMPAS100 1.096   -6,56   -0,60%
  • LQ45 873   -3,12   -0,36%
  • ISSI 217   -1,51   -0,69%
  • IDX30 447   -1,07   -0,24%
  • IDXHIDIV20 540   0,64   0,12%
  • IDX80 126   -0,68   -0,54%
  • IDXV30 136   0,26   0,20%
  • IDXQ30 149   -0,14   -0,09%

S&P bawa angin segar buat reksadana obligasi


Selasa, 23 Mei 2017 / 20:00 WIB
S&P bawa angin segar buat reksadana obligasi


Reporter: Umi Kulsum | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Standard & Poor's (S&P) baru saja menyematkan peringkat surat utang dalam negeri ke level investment grade dengan rating BBB- pada 19 Mei 2017 lalu.

Katalis tersebut ternyata cukup berdampak positif pada pasar obligasi. Dengan menguatnya pasar obligasi pasca kenaikan rating, tentu cukup berimbas pada pergerakan return produk reksadana yang berbasis obligasi.

Data Infovesta Utama menunjukkan, indeks reksadana berbasis obligasi seperti pendapatan tetap yang tercermin dalam Infovesta Fixed Income Fund Index (IRDPT) sudah naik 4,97% secara year to date (ytd) hingga 22 Mei 2017. Lalu pasca kenaikan rating periode 19 Mei hingga 22 Mei, IRDPT juga mengalami kenaikan sebesar 0,17%

Wawan Hendrayana, Senior Research & Investment Analyst Infovesta Utama, bilang, kinerja reksadana pendapatan tetap positif selain kenaikan rating juga lantaran terbantu keputusan Bank Indonesia mempertahankan suku bunga 7-day reverse repo rate di 4,75%.

"Selain karena fundamental dalam negeri yang cukup baik, suku bunga yang relatif rendah semakin menarik investor untuk membiakkan dananya di reksadana jenis ini," katanya beberapa waktu lalu.

Beben Feri Wibowo, Senior Research Analyst Pasar Dana sepakat kenaikan indeks reksadana berbasis obligasi sepanjang tahun ini berkat fundamental dalam negeri yang cukup kokoh di tengah guncangan sentimen global.

Ditambah, nilai tukar rupiah saat ini mengalami penguatan pasca dinaikkannya rating surat utang dalam negeri yang sedang berada di kisaran Rp 13.300. "Yield obligasi tenor 10 tahun pun kian mengalami penurunan dan sudah berada di bawah 7%," ucap Beben.

Namun patut dicatat, Beben menyarankan kepada investor tetap mewaspadai sentimen-sentimen global yang akan menghantui pasar obligasi di tahun ini.

Selain kebijakan The Fed yang bakal menaikkan suku bunga acuannya dua kali lagi, sentimen global yang tiba-tiba saja datang juga turut memberi dampak pada pergerakan kinerja obligasi di tahun ini.

Misalnya saja, Beben mencontohkan seperti guncangan Geopolitik belum lama ini, lalu yang terbaru serangan bom di Manchester yang menewaskan 19 orang dan 50 orang terluka akibat ledakan Senin waktu setempat.

Prediksi Wawan, reksadana berbasis obligasi bisa mendulang return di kisaran 7%-9% sampai akhir tahun. Sedang, Beben meramal, reksadana berbasis obligasi akan memberikan return hingga 6%-7% hingga akhir 2017 ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×