Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada akhir perdagangan Kamis (10/7). Indeks naik 0,88% ke level 7.005,37.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Tasrul Tannar memperkirakan secara teknikal dalam jangka pendek IHSG masih cenderung turun. Pada Jumat (11/7), pergerakannya akan berada dalam rentang 6.944 – 7.033.
Dengan slope -12.02 dan r-squared 0.607, tren IHSG dalam jangka pendek cenderung menurun namun belum terbentuk pola teknikal yang solid. Kemiringan negatif ini mengisyaratkan tekanan distribusi meskipun tren masih belum terlalu tajam. Di tengah kondisi ini, investor perlu waspada terhadap potensi koreksi jangka pendek, apalagi dalam kondisi pasar yang jenuh beli. Nilai RSI 98.15 dan MFI 98.13 berada di level ekstrem, menunjukkan pasar telah berada di zona overbought dalam level historis.
Indikator W%R -7.81 juga mendukung bahwa IHSG mendekati titik jenuh secara teknikal. Ini memberi sinyal bahwa peluang kenaikan lebih lanjut mulai terbatas dan rawan koreksi, terutama jika tidak didukung oleh katalis positif lanjutan. IHSG kini mendekati resistance 1 di 7,033 dan resistance 2 di 7,074, namun potensi gagal tembus sangat terbuka jika volume tidak mendukung. Di sisi lain, support kuat di 6,944 dan 6,897 menjadi batas teknikal penting. Koreksi teknikal sehat dalam beberapa sesi ke depan berpotensi terjadi, dan investor disarankan untuk lebih selektif dalam mengambil posisi beli. Critical level di 6,890.
Baca Juga: IHSG Berpotensi Uji 7.050, Cek Rekomendasi Saham dari MNC Sekuritas Buat Jumat (11/7)
Selain memberikan rekomendasi teknikal IHSG, Tasrul juga memberikan rekomendasi teknikal untuk beberapa saham. Berikut rinciannya :
1. PT Darma Henwa Tbk (DEWA)
Dengan r-squared 0.850, tren harga DEWA dalam jangka pendek tergolong kuat dan terarah, meskipun slope hanya +1.63, yang mencerminkan tren naik yang sangat lemah atau melambat. Beta 1.888 menunjukkan bahwa saham ini tergolong agresif dan sensitif terhadap pergerakan pasar, sehingga fluktuasi harga dapat terjadi lebih tajam dibanding indeks.
Hal ini diperkuat oleh standard deviation 1.44, yang mencerminkan volatilitas cukup tinggi. Indikator RSI 13.77, MFI 21.57, dan CMO -72.45 mengindikasikan kondisi oversold yang ekstrem. Situasi ini mengindikasikan tekanan jual telah berlebihan, dan ada potensi pembalikan arah atau rebound teknikal dalam waktu dekat. W%R -82.13 juga mendukung pandangan bahwa saham ini sedang berada dalam fase jenuh jual. Namun, belum ada konfirmasi sinyal pembalikan yang jelas, sehingga kehati-hatian tetap diperlukan.
Harga saat ini berada dekat dengan support 1 di 174, dan jika level ini gagal bertahan, kemungkinan akan menguji support 2 di 168. Di sisi atas, resistance 1 di 181 dan resistance 2 di 183 menjadi rintangan awal bagi potensi rebound. Dengan volatility ratio harga dan volume di atas 3.0, pergerakan harga dapat berubah cepat begitu ada katalis positif atau sinyal akumulasi. Oleh karena itu, DEWA saat ini lebih cocok untuk strategi trading jangka pendek spekulatif berbasis sinyal pembalikan. Cut loss level di 167.
Support : Rp 171
Resistance : Rp 183
Rekomendasi : Buy on weakness
2. PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI)
Dengan r-squared 0.666 dan slope 1.74, saham MIDI menunjukkan kecenderungan tren naik yang lemah dan belum cukup signifikan. Pergerakan harga relatif volatil namun masih dalam saluran sempit, tercermin dari beta 1.009 dan standard deviation 0.96, yang menandakan pergerakan saham hampir sejalan dengan indeks namun dengan fluktuasi harga sedang. Nilai RSI 28.86, MFI 3.14, dan CMO -42.29 secara kolektif mengindikasikan bahwa saham berada di wilayah oversold, meskipun belum mencapai titik ekstrim.
Ini menunjukkan bahwa tekanan jual mulai mereda dan membuka ruang untuk rebound jangka pendek, terutama bila dikonfirmasi oleh sinyal volume. W%R -73.16 juga menguatkan posisi saham di zona jenuh jual, namun belum ada tanda pembalikan arah yang solid.
Harga saat ini mendekati support 1 di 398, yang merupakan batas penting untuk menghindari pelemahan lebih dalam ke support 2 di 388. Di sisi atas, resistance 1 di 414 dan resistance 2 di 418 menjadi target teknikal untuk strategi rebound. Dengan volume volatility ratio 12.88, pergerakan harga berpotensi tajam saat breakout atau breakdown terjadi, sehingga keputusan entry harus berbasis pada sinyal volume yang kuat. Cut loss level di 386.
Support : Rp 398
Resistance : Rp 418
Rekomendasi : Trading Buy
3. PT Chandra Asri Tbk (TPIA)
Dengan r-squared 0.856 dan slope 58.12, TPIA menunjukkan tren naik yang kuat dan konsisten dalam jangka pendek. Meskipun tren positif, pergerakan harga masih terjebak dalam rentang teknikal yang menantang dengan volatilitas yang tinggi (std. dev 1.47, beta 1.341), menjadikan saham ini cukup responsif terhadap gejolak pasar.
Indikator momentum seperti RSI 24.16, MFI 17.35, dan CMO -51.68 menandakan bahwa saham masih berada dalam fase jenuh jual. Ini mengindikasikan adanya tekanan jual yang belum mereda sepenuhnya, namun membuka peluang bagi technical rebound apabila ada katalis positif atau konfirmasi pembalikan arah. W%R -80.68 memperkuat bahwa harga telah berada di zona bawah secara historis.
Dengan support 1 di 9,750 dan support 2 di 9,550, area ini menjadi penting untuk mengamati reaksi harga. Jika terjadi pantulan dengan volume, potensi menuju resistance 1 di 10,125 hingga resistance 2 di 10,300 terbuka lebar. Namun bila breakdown terjadi, tekanan lanjutan sangat mungkin terjadi. Investor sebaiknya mengadopsi strategi disiplin berbasis level teknikal untuk meminimalkan risiko di tengah volatilitas tinggi (Price & Volume Volatility Ratio masing-masing di atas 2.9 dan 5.0),Cut loss level di 2,030.
Support : Rp 9.750
Resistance : Rp 10.300
Rekomendasi : Buy on Weakness
Selanjutnya: Samsung S22 Harga Juli 2025 Cuma Segini lo! Sekarang Waktu yang Pas Buat Upgrade
Menarik Dibaca: Samsung S22 Harga Juli 2025 Cuma Segini lo! Sekarang Waktu yang Pas Buat Upgrade
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News