Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup amblas 1,74% atau sekitar 119,998 poin ke level 6.787,140 pada perdagangan Senin (23/6).
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Tasrul Tannar memperkirakan secara teknikal IHSG pada Selasa (24/6) akan berada dalam tren menguat di rentang 6.742,90 - 6.829,40.
IHSG menunjukkan tren jangka pendek yang moderat dengan koefisien determinasi (R-squared) sebesar 0.681, mengindikasikan pola harga yang masih terbentuk meski tidak sepenuhnya kuat. Slope positif 18.28 mencerminkan kecenderungan kenaikan harga, namun didampingi oleh standar deviasi 0.99 yang mencerminkan volatilitas rendah hingga sedang.
Level teknikal menunjukkan bahwa IHSG menghadapi resistensi di 6,829.40 dan 6,869.87, sementara support kuat berada di 6,742.90 dan 6,696.88. Ini menciptakan rentang pergerakan yang relatif sempit untuk jangka pendek, menandakan pasar tengah mencari arah. Namun, indikator momentum seperti MFI (1.60), RSI (1.47), W%R (-81.76), dan CMO (-97.06) mengindikasikan kondisi oversold ekstrem, yang bisa memicu technical rebound jika didukung volume. Namun tanpa katalis kuat, tekanan jual tetap mendominasi dalam jangka sangat pendek.Critical level di 6,690.
Baca Juga: Didominasi Grup Sinar Mas, Berikut 7 Emiten yang Cum Date Selasa (23/6)
Selain memberikan rekomendasi teknikal IHSG, Tasrul juga memberikan rekomendasi teknikal untuk beberapa saham. Berikut rinciannya :
1. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)
Saham ANTM menunjukkan kecenderungan teknikal yang positif dengan r-squared sebesar 0.761, mencerminkan konsistensi tren jangka pendek. Dengan beta 0.755, pergerakan ANTM cenderung kurang volatil terhadap indeks pasar, namun slope sebesar 34.32 menandakan potensi laju kenaikan yang signifikan. Standar deviasi di 1.17 mencerminkan volatilitas moderat, yang masih dalam batas wajar untuk saham siklikal seperti ANTM.
Harga saat ini bergerak di dekat area support utama di 3,120 dan 3,060, dengan resistance terdekat di 3,240 dan 3,300. Kondisi indikator teknikal menunjukkan momentum jenuh jual dengan MFI (7.48), RSI (5.48), dan CMO (-89.03), yang memberikan peluang untuk aksi rebound teknikal dalam waktu dekat. Sinyal ini mendukung strategi akumulasi selektif di area dukungan yang telah teridentifikasi. Rasio volatilitas harga (4.49) yang cukup tinggi menunjukkan ruang gerak harga yang lebar, namun volume volatilitas (1.55) yang relatif rendah menandakan pergerakan harga belum sepenuhnya dikonfirmasi oleh volume. Investor perlu mencermati validasi volume pada saat terjadi breakout agar dapat mengambil posisi dengan manajemen risiko yang disiplin. Cut loss level di 3,050.
Support : Rp 3.060
Resistance : Rp 3.300
Rekomendasi : Trading buy
2. PT Vale Indonesia Tbk (VALE)
MDKA berada dalam tren jangka pendek yang lemah, dengan nilai r-squared sebesar 0.686, mencerminkan tren yang belum terlalu solid namun masih terarah. Nilai beta sebesar 1.240 mengindikasikan bahwa saham ini memiliki volatilitas yang lebih tinggi dari pasar secara umum, cocok bagi investor dengan toleransi risiko tinggi. Slope yang positif di angka 15.23 memberi sinyal bahwa arah harga masih condong naik meski belum signifikan. Level resistance kunci berada pada 2,070 dan 2,110, yang menjadi target kenaikan jangka pendek apabila saham mampu menembusnya dengan dukungan volume.
Di sisi bawah, support kuat terletak di 1,985 dan 1,940, yang berfungsi sebagai zona akumulasi potensial dalam skenario koreksi. Standard deviasi 1.0 dan price volatility ratio 3.66 mengindikasikan fluktuasi harga yang cukup aktif dan dinamis. Namun demikian, indikator momentum seperti MFI (5.03), RSI (12.23), dan CMO (-75.34) menunjukkan bahwa saham sedang berada dalam kondisi jenuh jual ekstrem. Ini menandakan adanya potensi rebound teknikal, meski perlu dikonfirmasi oleh pola harga dan volume transaksi ke depan. Cut loss level di 1,930.
Support : Rp 1.985
Resistance : Rp 1.110
Rekomendasi : Trading buy
3. PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA)
Saham TPIA menunjukkan kekuatan tren jangka pendek yang solid, tercermin dari nilai r-squared sebesar 0.832. Dengan beta sebesar 1.449, saham ini memiliki volatilitas yang cukup tinggi dibandingkan indeks acuan. Slope sebesar 72.55 mengindikasikan adanya tren naik yang cukup tajam meskipun disertai dengan standar deviasi sebesar 1.38, yang menandakan adanya risiko fluktuasi harga yang tinggi. Secara teknikal, level resistance berada di 9,550 dan 9,700, sementara support berada di kisaran 9,200 dan 9,025. Rasio volatilitas harga dan volume masing-masing berada pada angka 4.15 dan 3.11, menunjukkan dinamika pasar yang aktif.
Namun, indikator momentum seperti MFI (2.54), RSI (4.41), dan CMO (-91.18) menunjukkan saham berada di wilayah oversold ekstrem, sehingga membuka peluang teknikal rebound dalam jangka pendek. Secara keseluruhan, TPIA sedang berada dalam fase tekanan jual yang intens. Namun, dengan indikator momentum ekstrem, pendekatan berbasis disiplin pada area support dengan validasi volume bisa memberikan peluang trading yang menarik. Trader perlu memperhatikan reaksi harga terhadap level-level teknikal untuk memaksimalkan potensi pembalikan arah. Cut loss level di 9,200.
Support : Rp 9.025
Resistance : Rp 9.700
Rekomendasi : Buy on weakness
Selanjutnya: Sebulan Naik 0,1 Persen, Harga Emas Antam Hari Ini Melemah (24 Juni 2025)
Menarik Dibaca: Gunakan 5 Tanaman Wangi Berikut untuk Usir Nyamuk di Dalam Rumah Secara Alami
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
