Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
Rotasi dan Rekomendasi Saham
Raditya pun punya jagoan tersendiri terkait sektor dan saham yang menarik dilirik untuk tahun depan. Dia menjagokan saham yang bergelut di bisnis kelapa sawit (CPO), bank digital, konstruksi, dan media.
Saham pilihan Raditya adalah PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Bank Jago Tbk (ARTO), PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA), dan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA).
Proyeksi pasar secara umum, Raditya optimistis Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan terus melaju pada tahun depan. Setidaknya menyentuh level psikologis di 7.500 pada kuartal pertama 2023.
Pengamat Pasar Modal, Riska Afriani turut meyakini prospek cerah pasar saham Indonesia. Terlebih dengan fundamental ekonomi yang kuat disertai ketahanan energi dan pangan, ketika sejumlah negara ada di ambang krisis.
Riska bilang, saham-saham big caps masih akan mendorong laju IHSG pada tahun depan, yang mana saham perbankan akan menjadi penggerak.
"Dengan harga saham-saham perbankan hari ini, masih menarik untuk mengakumulasi," imbuhnya.
Baca Juga: IHSG Rontok 1,46% ke 6.996, Saham-Saham LQ45 Ini Anjlok Lebih 6%, Kamis (10/11)
Saham pertambangan batubara juga masih layak dipilih. Tapi, Riska mengingatkan terjadinya rotasi sektoral. Sebab, penguatan saham batubara biasanya merupakan siklus, yang saat ini terdongkrak oleh lonjakan harga komoditas imbas dari perang Rusia-Ukraina.
Paling tidak, Riska memproyeksikan kinerja saham batubara masih akan apik hingga kuartal I-2023. "Setelah masuk kuartal berikutnya, harus perhatikan bagaimana kondisi global, harga komoditas bisa saja turun seiring mereda-nya tensi geopolitik," jelasnya.
Selepas booming commodity, pelaku pasar bisa mengantisipasi menguatnya pasar properti. Apalagi, mayoritas emiten juga mampu mencetak pertumbuhan laba dan pendapatan pra-penjualan (marketing sales) di tahun ini.
Yang perlu menjadi perhatian adalah efek tren kenaikan suku bunga terhadap emiten properti. "Sehingga untuk properti jangan ekspektasi dalam waktu cepat. Jadi ambil untuk jangka panjang," saran Riska.
Sektor jagoan lainnya adalah consumer goods yang cenderung defensif. Kemudian, sektor kesehatan bisa kembali dilirik, mengantisipasi kasus Covid-19 yang kembali merebak. "Untuk pilihan saham dari sektor-sektor tersebut, saya sarankan cermati LQ45," kata Riska.
Sementara itu, Bernadus menyodorkan enam sektor yang memiliki kecenderungan menguat dan menarik dilirik pada tahun depan. Meliputi sektor consumer cyclical, non-cyclical, barang baku, energi, keuangan, dan kesehatan.
Baca Juga: Sektor Perkebunan Tumbuh Positif, Berikut Rekomendasi Saham Emiten CPO
Sedangkan Fadli menjagokan saham sektor perbankan dan konsumer sebagai pilihan utama pada tahun 2023. Diversifikasi bisa dilakukan pada saham top metal mining seperti komoditas nikel.
Saham rekomendasi beli dari Fadli adalah BBCA dengan target harga Rp 9.500 - Rp 10.000, BMRI target harga Rp 11.500, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) target harga Rp 10.700 - Rp 11.000, dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dengan target harga Rp 8.350.
Di sisi lain, Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Roger MM mengingatkan agar pelaku pasar mewaspadai efek kenaikan suku bunga yang bisa menambah beban korporasi. Kemudian, efek tahun politik menjelang Pemilu dan Pilpres 2024.
Momentum ini bisa menjadi pisau bermata dua bagi pasar saham. "Pada tahun menjelang pemilu biasanya investor mengamankan portofolio mereka ke aset yang lebih safe," ujar Roger.
Dia juga melihat adanya potensi rotasi sektoral, dengan kecenderungan penurunan harga komoditas seperti batubara. Sedangkan untuk saham perbankan, empat bank big caps, BBCA, BBNI, BMRI, dan BBRI masih layak dipilih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News