kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak rekomendasi analis untuk saham sektor pedagangan dan jasa


Rabu, 04 Desember 2019 / 19:56 WIB
Simak rekomendasi analis untuk saham sektor pedagangan dan jasa
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia Jakarta.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks sektor perdagangan, jasa, dan investasi menjadi salah satu indeks sektoral yang memiliki kinerja kurang prima. Pada perdagangan pekan lalu indeks sektor ini telah terkoreksi 2,45%.

Bahkan secara year-to-date (ytd), sektor perdagangan dan jasa telah mengalami penurunan sebesar 2,73%.

Untuk diketahui, sektor perdagangan, jasa, dan investasi terdiri atas beberapa subsektor, mulai dari Subsektor perdagangan besar (grosir), subsektor perdagangan eceran (ritel), subsektor advertising, printing, dan media, hingga subsektor restoran, hotel, dan pariwisata.

Subsektor perdagangan besar (grosir) misalnya, berisikan saham-saham alat berat seperti PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA), hingga PT Intraco Penta Tbk (INTA).

Dari subsektor perdagangan eceran, terdapat saham PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES), PT Hero Supermarket (HERO), PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), hingga PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS).

Baca Juga: Saham United Tractors (UNTR) jadi penjegal kinerja sektor perdagangan dan jasa

Sementara dari subsektor media, terdapat saham PT Visi Media Asia Tbk (VIVA), PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), hingga PT Tempo Intimedia Tbk (TMPO).

Meskipun secara sektoral pergerakan indeks perdagangan dan jasa kurang memuaskan, tetapi masih ada beberapa saham dari sektor ini yang masih layak untuk dicermati.

Analis MNC Sekuritas Victoria Venny menilai, saham subsektor ritel memiliki peluang mencatatkan kinerja yang apik hingga akhir tahun. Hal ini tidak lepas dari datangnya festive moment di akhir tahun.

“Biasanya secara historis sektor consumers good dan ritel akan sedikit terangkat pada kuartal keempat 2019,” ujar Venny kepada Kontan.co.id, Rabu (4/12).

Di sisi lain, Presiden Direktur CSA Institute Aria Santoso menilai, beberapa saham subsektor ritel masih memiliki prospek yang bagus. Misalkan saja saham PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE) yang masih membukukan pertumbuhan pendapatan selama tiga tahun belakangan.

Selain itu, dua emiten department store kenamaan yakni LPPF dan RALS juga dinilai masih memiliki prospek yang menarik. RALS diproyeksikan masih membukukan pertumbuhan pendapatan di tahun ini secara year-on-year (yoy).

Sementara LPPF kemungkinan besar akan mengalami pertumbuhan positif tahun ini. Sebab, toko online (online store) MatahariMall.com sudah dibukukan pada periode sebelumnya.

Baca Juga: IHSG turun 0,34% ke 6.112 pada akhir perdagangan Rabu (4/12)

Namun, emiten-emiten ini sedikit terancam dengan adanya pergeseran gaya hidup masyarakat yang kini lebih menyukai belanja online.

“Strategi efisiensi dan diversifikasi dari perusahaan diperlukan untuk bisa bertahan,” ujar Aria kepada Kontan.co.id, Rabu (4/12).

Aria menilai,beberapa saham sektor perdagangan dan jasa masih menarik untuk dicermati. Ia menaruh pilihan pada saham TELE, RALS, ACES, MNCN, SCMA, UNTR, hingga SILO.

Sementara Venny merekomendasikan untuk mencermati saham-saham di subsektor ritel (eceran). Ia merekomendasikan buy saham MAPI dengan target harga Rp 1.150 per saham dan saham RALS dengan target harga Rp 1.650 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×