Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) terdepak dari jajaran emiten berkapitalisasi besar di atas Rp 100 triliun atawa big caps. Berdasarkan data dari perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (27/11) dalam sepekan harga saham GGRM terkoreksi 6,78%.
Sementara pada penutupan perdagangan Rabu (27/11), harga saham GGRM ditutup menguat 2,44% ke level 50.425 per saham. Saat ini kapitalisasi pasar GGRM sebesar Rp 97,02 triliun.
Adapun PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) masih bertengger di urutan pertama dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 776,63 triliun atau setara dari 11,1% indeks harga saham gabungan (IHSG). Peringkat kedua ada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dengan kapitalisasi pasar Rp 514,35 triliun atau setara 7,3% dari bobot IHSG.
Baca Juga: Volume transaksi saham November 2019 menurun menekan IHSG, simak pemicunya
Selanjutnya ada PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 384,36 triliun atau berpengaruh terhadap IHSG sebesar 5,5%. Apabila ditotal saham-saham berkapitalisasi besar ini menguasai sekitar 46,2% dari kapitalisasi pasar IHSG.#
Empat dari 10 daftar saham dengan kapitalisasi di atas Rp 100 triliun merupakan emiten sektor perbankan yaitu BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI.
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menuturkan, ada beberapa katalis positif dan negatif untuk emiten perbankan. Salah satu katalis positifnya lantaran ada potensi penurunan suku bunga pada tahun depan, ia berharap dengan menurunnya suku bunga maka pertumbuhan kredit bisa meningkat.
Mengingat pada tahun ini Pemerintah merevisi target pertumbuhan kredit menjadi 8% dari target sebelumnya dobel digit. Sementara untuk sentimen negatifnya datang dari adanya perlambatan ekonomi. Namun secara keseluruhan, ia melihat sektor perbankan Indonesia masih cukup baik.
Baca Juga: Produsen Prochiz dan Perusahaan Sawit Listing Bersama Senin Depan
“Tahun depan sih saya kira sektor perbankan terutama yang big caps ini tahun depan akan menjanjikan,” ujarnya. Ia merekomendasikan investor untuk buy saham sektor perbankan seperti BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI.
Selain sektor perbankan, ia juga mencermati saham TLKM. Menurutnya saham TLKM masih memiliki prospek yang baik terlebih laporan keuangan kuartal III 2019 TLKM mengalami pertumbuhan kinerja. “Lini bisnis TLKM memiliki prospek yang sangat bagus,” tambahnya.
Tak hanya saham-saham dari sektor perbankan, saham-saham dari sektor konsumer juga memiliki kapitalisasi pasar besar, misalnya UNVR dan ICBP. Wawan menuturkan meski valuasinya terbilang mahal namun saham ICBP sendiri masih menarik dan dari sisi kinerja masih bertumbuh di tengah pelambatan konsumsi.
Baca Juga: Palma Serasih melantai di BEI pekan depan, ini jadwal penawaran & harga sahamnya
Ia merekomendasikan investor untuk beli saham ICBP dengan harga saham Rp 13.000 per saham.
Sementara itu Analis MNC Sekuritas Jessica Sukimaja menjelaskan sektor perbankan memang memiliki kualitas aset yang masih baik terlebih adanya ekspektasi pemulihan ekonomi ke depan.
Meski demikian, ke depannya sektor perbankan masih dibayangi adanya potensi melambatnya laju pertumbuhan kredit yang hanya diproyeksi naik 8% year on year.
“Net interest margin (NIM) perbankan Indonesia diperkirakan juga mengalami penurunan secara bertahap pada tahun depan karena penerapan PSAK71,” katanya pada Kontan, Rabu (27/11).
Ia bilang apabila ada perubahan signifikan terhadap saham-saham ini akan berpengaruh besar juga terhadap pergerakan IHSG. Jessica menyarankan investor untuk buy saham BBNI dengan target harga Rp 9.800 per saham dan buy saham BMRI dengan target harga Rp 7.850 per saham.
Baca Juga: Triwulan III 2019, Laba Bersih Tugu Insurance Naik 174%
Di lain sisi, Analis Samuel Sekuritas Muhammad Alfatih menambahkan beberapa saham sektor consumer yang memiliki kepitalisasi pasar terbesar seperti UNVR saat ini masih mengalami tekanan jual.
Baca Juga: IHSG anjlok akibat hengkangnya dana asing kemarin, bagaimana dengan ramalan hari ini?
Meski begitu, UNVR terlihat mulai menyiapkan tekanan konsumsi. Ia merekomendasikan investor untuk buy on weakness dengan target harga Rp 43.000 per saham.
Berikut daftar saham dengan kapitalisasi pasar di atas Rp 100 triliun per Rabu (27/11)
Nama Saham | Market Cap (Triliun) |
PT Bank Sentral Asia Tbk (BBCA) | Rp 776,63 |
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) | Rp 514,35 |
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) | Rp 384,36 |
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) | Rp 322,00 |
PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) | Rp 312,83 |
PT Astra International Tbk (ASII) | Rp 260,11 |
PT H.M. Sampoerna Tbk (HMSP) | Rp 221,59 |
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) | Rp 163,62 |
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) | Rp 139,40 |
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) | Rp 132,65 |
PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) | Rp 111,51 |
Baca Juga: Perusahaan CPO Palma Serasih Akan IPO, Simak Valuasi Harga dan Rencana Ekspansinya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News