kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Simak rekomendasi analis untuk saham-saham jawara markets caps


Rabu, 27 November 2019 / 19:17 WIB
Simak rekomendasi analis untuk saham-saham jawara markets caps
ILUSTRASI. Pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) terdepak dari jajaran emiten berkapitalisasi besar di atas Rp 100 triliun atawa big caps. Berdasarkan data dari perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (27/11) dalam sepekan harga saham GGRM terkoreksi 6,78%.

Sementara pada penutupan perdagangan Rabu (27/11), harga saham GGRM ditutup menguat 2,44% ke level 50.425 per saham. Saat ini kapitalisasi pasar GGRM sebesar Rp 97,02 triliun.

Adapun PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) masih bertengger di urutan pertama dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 776,63 triliun atau setara dari 11,1% indeks harga saham gabungan (IHSG). Peringkat kedua ada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dengan kapitalisasi pasar Rp 514,35 triliun atau setara 7,3% dari bobot IHSG.

Baca Juga: Volume transaksi saham November 2019 menurun menekan IHSG, simak pemicunya

Selanjutnya ada PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 384,36 triliun atau berpengaruh terhadap IHSG sebesar 5,5%. Apabila ditotal saham-saham berkapitalisasi besar ini menguasai sekitar 46,2% dari kapitalisasi pasar IHSG.#

Empat dari 10 daftar saham dengan kapitalisasi di atas Rp 100 triliun merupakan emiten sektor perbankan yaitu BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menuturkan, ada beberapa katalis positif dan negatif untuk emiten perbankan. Salah satu katalis positifnya lantaran ada potensi penurunan suku bunga pada tahun depan, ia berharap dengan menurunnya suku bunga maka pertumbuhan kredit bisa meningkat.

Mengingat pada tahun ini Pemerintah merevisi target pertumbuhan kredit menjadi 8% dari target sebelumnya dobel digit. Sementara untuk sentimen negatifnya datang dari adanya perlambatan ekonomi. Namun secara keseluruhan, ia melihat sektor perbankan Indonesia masih cukup baik.

Baca Juga: Produsen Prochiz dan Perusahaan Sawit Listing Bersama Senin Depan

“Tahun depan sih saya kira sektor perbankan terutama yang big caps ini tahun depan akan menjanjikan,” ujarnya. Ia merekomendasikan investor untuk buy saham sektor perbankan seperti BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×