kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak Proyeksi Pergerakan Rupiah pada Jumat (1/4)


Kamis, 31 Maret 2022 / 17:08 WIB
Simak Proyeksi Pergerakan Rupiah pada Jumat (1/4)
ILUSTRASI. proyeksi rupiah untuk besok (1/4)


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah berpotensi melemah pada perdagangan Jumat (1/4). Pergerakan rupiah jelang akhir pekan itu pun menanti rilis data tenaga kerja dari Amerika Serikat (AS) dan data inflasi Indonesia.

Mengutip Bloomberg, kurs rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,13% ke Rp 14.363 per dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini (31/3). Sedangkan, rupiah Jisdor melemah 0,05% ke Rp 14.357 per dolar AS.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan rupiah berpotensi melemah terbatas menjelang rilis data tenaga kerja AS yang dirilis hari Jumat malam.

"Selain dari sentimen data tenaga kerja AS, sentimen nilai tukar rupiah juga akan dipengaruhi oleh level inflasi, yang dirilis BPS esok pagi," kata Josua kepada Kontan.co.id, Kamis (31/3).

Sementara itu, Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin mengatakan, pasar dalam negeri akan tertuju pada data inflasi besok. Data inflasi itu akan memberikan gambaran kapan Bank Indonesia (BI) akan menaikkan suku bunga acuannya.

Sebagaimana diketahui, Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan, suku bunga acuan akan tetap dipertahankan sampai ada tanda-tanda kenaikan inflasi secara fundamental yakni inflasi inti.

Baca Juga: Loyo, Rupiah Spot Ditutup Melemah ke Rp 14.363 Per Dolar AS Pada Hari Ini (31/3)

Nanang bilang, inflasi inti saat ini berada di level 2,03%, yang masih berada di batas bawah target BI yang sebesar 3%, plus minus 1%.

Smeentara itu, inflasi Indonesia secara tahunan untuk bulan Maret diperkirakan naik 2,56% dari sebelumnya 2,06%, inflasi inti tahunan naik dari 2,03% ke 2,33%. Sementara, inflasi secara bulanan diperkirakan juga naik 0,61% dari sebelumnya mengalami deflasi 0,02%.

Josua menambahkan, pelemahan rupiah juga didorong oleh sentimen negatif dari China. Yakni data rilis data PMI Manufaktur China, yang tercatat turun ke level 49,5. Posisi itu berada di bawah level ekspansi, dan lebih rendah dari periode sebelumnya, 50,2.

"Penurunan aktivitas manufaktur berkaitan dengan terhambat nya beberapa daerah di China akibat sebaran varian Omicron di bulan Maret," ucap Josua.

Baca Juga: Rupiah Jisdor Melemah Tipis ke Rp 14.357 Per Dolar AS Pada Kamis (31/3)

"Semalam data ADP Employment Change AS telah dirilis, di mana data penggajian swasta naik 455.000 pekerja di Maret turun jika dibandingkan bulan Februari 486.000 pekerja. Selain itu, surplus PDB pada kuartal keempat AS pun hanya 6,9% dari sebelumnya 7,0%," ujar Nanang

Selain itu, Josua mengatakan, sejumlah perusahaan China juga terancam delisting di pasar saham AS akibat permasalahan compliance aturan di Negeri Paman Sam. Sentimen ini juga mendorong mata uang Asia lainnya melemah terhadap Dollar AS.

Josua pun memperkirakan, rupiah berada dalam rentang Rp 14.325 per dolar AS - Rp 14.425 per dolar AS pada hari ini. Sedangkan, Nanang memproyeksikan, rupiah berada dalam kisaran Rp 14.340 per dolar AS - Rp 14.410 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×