kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45897,29   -29,44   -3.18%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak prospek tiga emiten perbankan yang masuk 10 besar big cap?


Rabu, 27 Mei 2020 / 20:42 WIB
Simak prospek tiga emiten perbankan yang masuk 10 besar big cap?
ILUSTRASI. Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat dibukanya perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (26/5/2020). IHSG dibuka menguat 32,16 poin atau 0,71 persen ke posisi 4.578,11 pada pukul 09.25 WIB. ANTARA F


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Tiga emiten perbankan kenamaan tanah air mengukuhkan posisi dalam daftar 10 saham dengan kapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar.

Ketiga saham tersebut adalah saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang menempati posisi pertama dengan market cap sebesar Rp 606 triliun per hari ini (27/5).

Baca Juga: Saham LQ45: TKIM, LPPF naik paling tinggi, ICBP, INDF paling jeblok

Saham perbankan pelat merah, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) berada di posisi keempat dengan market cap senilai Rp 321 triliun.

Sementara saham bank pelat merah lainnya yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) berada di posisi keenam dengan kapitalisasi pasar Rp 190 triliun. Lantas, bagaiman prospek saham perbankan ke depan?

Analis MNC Sekuritas Catherina Vincentia menilai, saham perbankan menghadapi beberapa risiko saat ini. Salah satunya adalah risiko adanya penyusutan net interest margin (NIM) akibat dari aturan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 71.

Baca Juga: Analis: Akuisisi Pinehill akan meningkatkan rasio utang ICBP

“Karena dengan meningkatkan pencadangan (provision) maka akan berdampak terhadap NIM, walaupun dalam jangka pendek,” ujar Catherina beberapa waktu lalu.

Dalam riset yang disampaikan kepada Kontan.co.id, Analis MNC Sekuritas Victoria Venny memperkirakan pertumbuhan pinjaman sektor perbankan di pada tahun ini akan berada pada level yang sedang, di kisaran 5,24% - 8,54% secara yoy.

Hal ini menimbang ketidakpastian ekonomi global dan kondisi bisnis yang melesu bersamaan dengan merebaknya Covid-19 serta penghentian sementara aktivitas bisnis.

Selain itu, adanya potensi peningkatan non performing loan (NPL) yang sebagian besar berasal dari BUMN dan pinjaman dari sektor pariwisata. Venny memperkirakan NPL ratio akan naik di kisaran 2.70% - 3.00%.

Venny mengatakan, pada Februari2020, data OJK juga menunjukkan pertumbuhan pinjaman lebih lambat di level 5,93% YoY.

Baca Juga: Saham big cap: Saham ASII naik 4 hari berturut, UNVR turun 3 hari beruntun

“Kami percaya bahwa sektor perbankan masih atraktif. Sektor ini memberikan kontribusi terbesar bagi IHSG yakni 38,69% dari total kapitalisasi pasar,” tulis Venny dalam riset, Kamis (14/5).

MNC Sekuritas mempertahankan rekomendasi netral untuk sektor perbankan dengan rekomendasi beli saham BBCA dengan target harga Rp 28.400, beli saham BBRI dengan target harga Rp 3.200 dan beli saham BMRI dengan target harga Rp 5.100.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×