Reporter: Nur Qolbi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mayora Indah Tbk (MYOR) masih akan menghadapi sejumlah tantangan atas penjualannya pada tahun 2024.
Head of Research InvestasiKu Cheril Tanuwijaya melihat, top line dan bottom line MYOR pada tahun depan akan tetap tumbuh namun cenderung konservatif.
Pasalnya, pelemahan daya beli dan fluktuasi nilai tukar masih menjadi tantangan bagi MYOR di tahun 2024.
"Di sisi lain, ada harapan dari aktivitas Pemilihan Umum alias Pemilu yang bisa meningkatkan konsumsi kebutuhan primer," kata Cheril saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (27/12).
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Pilihan & Proyeksi IHSG di 3 Hari Perdagangan Terakhir 2023
Cheril memperkirakan, pendapatan MYOR pada 2024 akan naik 5%-7% secara year on year (YoY) dan laba bersihnya bakal tumbuh 3%-5% YoY.
Namun, mengutip riset Ciptadana Sekuritas tanggal 20 November 2023, manajemen MYOR justru lebih optimistis untuk tahun 2024 dengan menargetkan pertumbuhan penjualan double digit, yakni 10% YoY.
Pendorong pertumbuhan pendapatan berasal dari kenaikan volume penjualan karena manajemen tidak berencana untuk menaikkan average selling price (ASP).
Kenaikan volume penjualan ini kemungkinan akan didukung oleh dua faktor. Pertama, kenaikan permintaan produk dari perayaan hari-hari besar. Kedua, peningkatan konsumsi domestik yang berkaitan dengan belanja Pemilu.
Baca Juga: Ada Pemilu 2024, Harga Saham Mayora Indah (MYOR) Masih Bisa Menguat
Sementara untuk tahun 2023, manajemen MYOR merevisi ke bawah panduan penjualannya akibat kinerja top line yang hanya tumbuh 2,8% YoY sepanjang sembilan pertama bulan 2023 menjadi Rp 22,89 triliun akibat lemahnya daya beli di akar rumput.
Saat ini, manajemen menargetkan kenaikan penjualan sebesar 3%-5% YoY untuk setahun penuh 2023, dari sebelumnya 10%-12% YoY.
Dalam riset tanggal 22 Desember 2023, Analis Ciptadana Sekuritas Putu Chantika Putri memprediksi, MYOR akan mencatatkan kenaikan penjualan 5% YoY pada 2023.
Pasalnya, penjualan pada kuartal IV-2023 diprediksi tumbuh 9% karena penjualan ekspor yang lebih banyak berkat pengiriman untuk persiapan Tahun Baru Imlek.
Ditambah lagi dengan adanya penjualan domestik yang lebih kuat dan meningkatnya daya beli. Penjualan di Oktober 2023 memperlihatkan kenaikan 6%-7% YoY, tetapi flat di November 2023.
Baca Juga: RHB Sekuritas Rekomendasikan Buy Saham HMSP, KLBF, INCO & MAPI, Ini Alasannya
“Secara historis, kuartal IV menjadi salah satu periode yang mencatatkan performa tertinggi dengan sumbangan terhadap total penjualan setahun penuh mencapai 26%-28%,” ungkap Putu.
Lebih lanjut, harga gula dan kopi yang masing-masing mencakup sekitar 15% dari bahan baku berada dalam tren penurunan, meski masih berada di level tinggi.
Seiring dengan relatif stabilnya harga bahan baku, margin kotor MYOR diperkirakan dapat mencapai 26,7% pada 2023 dan 27% pada 2024.
Rasio iklan terhadap total penjualan juga dipertahankan pada 8%-9%, sejalan dengan strategi belanja selektif perusahaan.
MYOR terbukti efektif dalam mempertahankan dominasinya di hampir semua kategori karena memiliki rekam jejak yang kuat dalam inovasi produk.n
Cheril menambahkan, berdasarkan data Nielsen, MYOR dapat meningkatkan pangsa pasar makanan olahan di tengah berbagai tantangan dan persaingan. Segmen ini memiliki porsi terbesar dari pendapatan MYOR.
“Untuk minuman olahan MYOR juga sudah mengamankan harga komoditas kopi sampai kuartal II-2024 sehingga ada kepastian harga. MYOR yang berorientasi ekspor juga akan diuntungkan dari potensi pelemahan rupiah,” tutur Cheril.
Baca Juga: Perhatikan Rekomendasi Saham dari Mandiri Sekuritas untuk 28 Desember 2023
Dalam riset tanggal 21 November 2023, Analis Indo Premier Sekuritas Lukito Supriadi dan Andrianto Saputra mengatakan, di tengah revisi panduan pendapatan untuk tahun 2023, manajemen MYOR justru merevisi naik laba bersihnya.
Bottom line MYOR hingga akhir 2023 diprediksi mencapai Rp 2,7 triliun-Rp 2,9 triliun, dari sebelumnya Rp 2,6 triliun.
Hal ini mencerminkan kenaikan net profit margin (NPM) menjadi 8,8% dari sebelumnya 7,7%.
“Kenaikan ini didorong oleh opex yang lebih rendah berkat belanja iklan dan pemasaran yang hati-hati dan normalisasi biaya pengangkutan,” ucap kedua analis tersebut.
Sejalan dengan revisi tersebut, Indo Premier Sekuritas merevisi ke atas perkiraan laba bersih tahun 2023 menjadi Rp 2,84 triliun dari Rp 2,67 triliun.
Kemudian, prediksi laba bersih 2024 dinaikkan menjadi Rp 3,25 triliun dari Rp 3,21 triliun.
Ciptadana Sekuritas dan Indo Premier Sekuritas merekomendasikan buy MYOR dengan target harga masing-masing Rp 3.300 dan Rp 3.650 per saham.
Baca Juga: Rawan Koreksi, Simak Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham dari MNC Sekuritas
Risiko untuk saham ini berasal dari permintaan domestik yang melambat, daya beli yang melemah, nilai tukar rupiah, volatilitas harga komoditas, dan implementasi cukai minuman berpemanis.
Sementara itu, InvestasiKu merekomendasikan hold MYOR dengan target harga Rp 2.500 dengan stop loss 2.300 per saham. Pada perdagangan Rabu (27/12), harga MYOR stagnan di Rp 2.380 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News