Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Diversifikasi jadi kunci
Ricky melanjutkan, INDY juga meningkatkan diversifikasi bisnisnya ke sektor non batubara. “Namun, tetap relevan dengan kompetensi utama kami di bidang energi dan pertambangan,” terang Ricky kepada Kontan.co.id, Kamis (8/4).
Baru-baru ini, bersama dengan anak usahanya yakni PT Indika Energy Infrastructure, INDY merambah masuk ke segmen kendaraan listrik melalui pembentukan anak usaha baru yakni PT Electra Mobilitas Indonesia (EMI). Nantinya, Electra Mobilitas Indonesia akan berfokus pada pengembangan dan penjualan kendaraan listrik roda dua.
Maret 2021 lalu, INDY juga mendirikan PT Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS), sebuah perusahaan penyedia solusi tenaga surya terintegrasi di Indonesia. INDY menargetkan EMITS dapat meraih kontrak sebesar 213 Megawatt Peak (MWp) pada tahun 2022 dan 1.171 MWp pada tahun 2025.
Baca Juga: Simak saham pilihan analis untuk Grup Indika
Dengan proyeksi tersebut, INDY menargetkan EMITS dapat memberi kontribusi pendapatan terhadap entitas induk sebesar US$ 271 juta pada tahun 2025. Diversifikasi ini merupakan strategi INDY dalam menargetkan 50% pendapatan berasal dari sektor non-batubara pada tahun 2025.
Dari sisi anak usaha, yakni PTRO di segmen kontraktor tambang dan PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS) di segmen pengangkutan, juga akan lebih aktif mencari kontrak baru tahun ini.
Sementara dari sisi bisnis pertambangan batubara, INDY menargetkan produksi tahun ini mencapai 31,4 juta ton, dengan kontribusi tambang dari PT Kideco Jaya Agung sebanyak 30 juta ton dan PT Multi Tambangjaya Utama (MUTU) sebanyak 1,4 juta ton.
Baca Juga: Petrosea (PTRO) meraih kontrak anyar hingga Rp 2,7 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News