kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sikap Hawkish The Fed Kerek Yield US Treasury, Bagaimana dengan Obligasi Indonesia?


Selasa, 11 Juli 2023 / 20:21 WIB
Sikap Hawkish The Fed Kerek Yield US Treasury, Bagaimana dengan Obligasi Indonesia?
ILUSTRASI. Tingkat yield obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) alias US Treasury tenor 10 tahun berada di level 4,01% pada Senin (10/7).


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingkat yield obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) alias US Treasury tenor 10 tahun berada di level 4,01% pada Senin (10/7). Angka ini mendekati tingkat yield tertinggi sejak Oktober 2022 yang berada di 4,25% serta sudah naik pesat dibanding yield setahun lalu yang berada di 3,09%.

Chief Investment Officer, Fixed Income PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Ezra Nazula mengatakan, yield US Treasury mencatatkan kenaikan karena adanya sinyal hawkish dari bank sentral AS The Fed. Pelaku pasar berekspektasi bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuannya sebanyak satu hingga dua kali lagi di sisa tahun ini.

Di sisi lain, pasar Surat Berharga Negara (SBN) masih terjaga berkat kondisi makroekonomi dalam negeri yang positif, seperti inflasi yang perlahan turun. Sebagaimana diketahui, inflasi Indonesia bulan Juni 2023 tercatat sebesar 3,52% year on year (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 4,01% yoy.

"Pasar SBN juga ditopang juga oleh berkurangnya pasokan lelang SBN karena pemerintah menurunkan target penerbitan tahunannya," kata Ezra saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (11/7).

Baca Juga: Harga SUN Benchmark Capai Level Tertinggi, Intip Prospek Yield SUN hingga Akhir 2023

Ezra memperkirakan, yield obligasi pemerintah Indonesia dengan tenor 10 tahun dapat turun ke level 6% pada tahun ini. Penurunan ini dapat terjadi ketika The Fed menyelesaikan siklus kenaikan suku bunganya yang didukung oleh kondisi makro Indonesia yang terus terjaga.

Melihat potensi penurunan yield obligasi tersebut, Manulife Aset Manajemen Indonesia selalu menyarankan investor untuk masuk secara regular dan bertahap ke obligasi Indonesia. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil investasi yang optimal.

Menurut Ezra, obligasi pemerintah maupun obligasi korporasi Indonesia sama-sama menarik. Pihaknya menyeimbangkan alokasi antara obligasi pemerintah dengan obligasi korporasi untuk memperoleh hasil optimal.

"Jadi, SBN untuk potensi capital gain dengan melihat suku bunga yang telah mencapai puncak, sedangkan obligasi korporasi untuk kupon yang menarik di atas SBN," ungkap Ezra.

Berdasarkan data Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI), yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun berada di level 6,33% per Selasa (11/7). Angka yield ini turun dari 6,35% pada hari sebelumnya.

Baca Juga: Inflasi Terkendali, Penawaran dalam Lelang SUN Selasa (11/7) Capai Rp 47,79 Triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×