Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Yield US Treasury tenor 10 tahun yang sempat menyentuh 4% dinilai akan meningkatkan minat obligasi tenor pendek di pasar obligasi Tanah Air. Sebagai informasi, yield US Treasury tenor 10 tahun naik 0,08% dan menyentuh 4% pada minggu ini.
Hal itu disebabkan oleh para traders yang menjual surat utang pemerintah untuk mengantisipasi periode suku bunga tinggi yang lebih lama.
Kenaikan yield obligasi Amerika Serikat (AS) tenor 10 tahun itu mencapai titik tertinggi sejak November 2022. Sebagai perbandingan, melansir Investing.com, Minggu (5/3), yield obligasi tenor 10 tahun di Indonesia saat ini adalah 7%.
Analis Fixed Income Sucorinvest Asset Management Alvaro Ihsan mengatakan, surat utang negara (SUN) tenor yang lebih pendek bisa menjadi pilihan yang lebih menarik.
Baca Juga: Yield US Treasury AS Sentuh 4%, Begini Arah Tren Pasar Obligasi Indonesia
“Untuk tenor panjang, investor perlu melihat kembali arah inflasi yang terjadi di Indonesia maupun di AS, serta bagaimana kebijakan moneter dari BI dan The Fed ke depan,” katanya kepada Kontan, Jumat (3/3).
Presiden dan CEO PT Pinnacle Persada Investama Guntur Putra mengatakan, sebagai investor, pihaknya menerapkan active duration strategy terhadap portofolio obligasi yang dikelola untuk mengantisipasi kenaikan suku bunga yang agresif.
“Portfolio duration kami saat ini lebih pendek (short duration) dari benchmark, karena kami masih mengantisipasi kenaikan tingkat suku bunga. Namun, ini bisa berubah secara taktikal sesuai dengan kondisi pasar,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (3/3).
Direktur Panin Asset Management (Panin AM) Rudiyanto memperkirakan, yield wajar obligasi tenor 10 tahun Indonesia ada di rentang 6% – 6,5%.
“Untuk investor reksadana pendapatan tetap, yield di atas 6,5% bisa menjadi momentum untuk masuk berinvestasi,” ungkapnya kepada Kontan, Jumat (3/3).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News