kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Setelah Merger dengan Hutchison 3, Simak Prospek Bisnis Indosat Ooredoo Hutchison


Kamis, 20 Januari 2022 / 20:58 WIB
Setelah Merger dengan Hutchison 3, Simak Prospek Bisnis Indosat Ooredoo Hutchison


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penggabungan usaha (merger) antara PT Indosat Tbk (ISAT) dengan PT Hutchison 3 Indonesia (H3I) bakal memberikan banyak dampak positif bagi perusahaan. Entitas hasil merger yang kini bernama Indosat Ooredoo Hutchison ini diprediksi akan dapat meningkatkan kinerja keuangan, efisiensi biaya, serta memperkuat jaringan.

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama melihat, setelah merger, Indosat Ooredoo Hutchison dapat semakin fokus dalam mengembangkan layanan selulernya. Efisiensi pada site yang saling tumpang tindih dapat mengoptimalkan kapasitas jaringan.

Lewat langkah tersebut, perusahaan diharapkan dapat melakukan efisiensi bisnis, terutama pada beban usaha. "Sehingga kami melihat dampak dari merger ini akan tergambarkan pada margin bisnis yang diproyeksikan naik perlahan di tahun 2022-2023," kata Okie saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (20/1).

Lebih lanjut, pengembangan bisnis seluler Indosat Ooredoo Hutchison akan meningkatkan pendapatan pada segmen seluler. 

Okie memproyeksi, pendapatan seluler perusahaan tahun 2022-2023 dapat tumbuh 8% dan total pendapatan naik 7%-8,5%.

Baca Juga: Bank Digital Mulai Menghadirkan Layanan Pinjaman Online

Kemudian, untuk tahun 2024-2025, Okie melihat pendapatan perusahaan bisa tumbuh lebih tinggi lagi. Dengan segala pertimbangan tersebut, Okie saat ini merekomendasikan buy saham ISAT dengan target harga Rp 7.475 per saham.

Analis MNC Sekuritas Andrew Sebastian Susilo berpendapat, merger antara kedua perusahaan ini dapat memacu pengembangan jaringan 4G Indosat Ooredoo Hutchison untuk menjangkau seluruh Indonesia. 

Pasalnya, setelah merger, jumlah base transceiver station (BTS) yang dimiliki kedua perusahaan berjumlah 159.918 unit.

Jumlah tersebut setara 27,83% dari keseluruhan BTS yang dimiliki perusahaan telekomunikasi di Indonesia. Sebagai perbandingan, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk yang merupakan operator telekomunikasi terbesar di Indonesia tercatat memiliki 231.172 BTS.

Lebih lanjut, merger juga akan membawa keuntungan bagi pelanggan H3I. Pasalnya, sinergi jaringan dengan Indosat Ooredoo akan membuat cakupan jaringan 4G H3I menjadi ebih luas dan dapat menjangkau lebih banyak daerah di Indonesia.

Kemudian, jika dilihat dari jumlah pelanggannya, gabungan perusahaan ini memiliki sebanyak 106,3 juta pelanggan per September 2021. Jumlah ini berada satu tingkat di bawah Telkom yang memiliki jumlah pelanggan 170,1 juta.

Menurut Andrew, ISAT-H3I juga berpotensi memegang pangsa pasar kedua terbesar diantara operator telekomunikasi. Gabungan keduanya berpeluang memiliki pangsa pasar 31,6%. Angka ini didapat dari penjumlahan pangsa pasar ISAT sebelum merger yang sebesar 16,3% dan H3I 15,3%.

Sejalan dengan sinergi bisnis tersebut, Indosat Ooredoo Hutchison diprediksi akan mencatatkan performa keuangan yang lebih baik. Berdasarkan konsensus, pendapatan ISAT untuk tahun 2022 diprediksi dapat mencapai Rp 37,6 trilliun atau meningkat 23,21% secara year on year (yoy), sementara bottom line diprediksi naik 2,76% yoy menjadi Rp 1,03 triliun.

Baca Juga: Gandeng Indosat, Bank QNB Luncurkan Pinjaman Digital UCan

Menurut Andrew, kinerja tersebut dapat diraih karena struktur biaya kedua perusahaan sudah terjaga sehingga berada di operating leverage yang baik. "Artinya, tingkat pendapatan dari data sudah mampu menopang dengan baik volatilitas di biaya operasional yang ada. Buktinya, pada sembilan bulan pertama 2021, ISAT dapat membalikkan keadaan dengan membukukan laba bersih," tutur Andrew.

Analis Henan Putihrai Sekuritas Steven Gunawan juga memperkirakan, sinergi setelah merger akan meningkatkan performa keuangan secara bertahap pada 2022-2023. "Sementara dampak maksimal sinergi ini terhadap kinerja keuangan baru akan terlihat di tahun 2024-2026," ucap Steven.

Menurut perhitungannya, pendapatan Indosat Ooredoo Hutchison pada 2022 akan tumbuh 15,1% yoy menjadi Rp 35,4 triliun dan pada 2023 akan meningkat 31,8% yoy menjadi Rp 46,6 triliun. Pendorongnya masih berasal dari segmen seluler yang diproyeksi tumbuh double digit.

Sejalan dengan itu, keuntungan operasional diperkirakan naik sebesar 39,3% yoy ke Rp 5,3 triliun pada 2022 dan melesat 87,9% yoy menjadi Rp 9,9 triliun pada 2023. Alhasil, laba bersih diharapkan dapat naik 3,8% yoy menjadi Rp 1,3 triliun pada 2022 dan meningkat 8,1% yoy menjadi Rp 3,8 triliun pada 2023.

Saat ini, Steven merekomendasikan buy ISAT dengan target harga Rp 8.000 per saham. Target harga ini mencerminkan EV/EBITDA sebesar 3,3 kali untuk 2022.

Risiko investasi pada ISAT berasal dari konsolidasi setelah merger yang bisa jadi lebih cepat ataupun lebih lambat dari prediksi. Kemudian, pertumbuhan pendapatan data seluler yang lebih cepat maupun lebih lambat, serta margin EBITDA yang lebih kecil dari yang diharapkan.

Analis Ciptadana Sekuritas Gani dalam riset tanggal 5 November 2021 juga menetapkan rekomendasi buy ISAT dengan target harga Rp 9.150 per saham yang mencerminkan 4,5 kali EV/EBITDA 2022. Gani menyukai ISAT sejalan dengan langkah perusahaan yang terus  meningkatkan fundamental bisnisnya bahkan sebelum merger dengan H3I.

Hal itu terlihat basis pelanggan yang lebih besar, jaringan yang lebih kuat, dan struktur biaya yang lebih baik. Untuk 2022-2023, ia memroyeksi, ISAT akan mencatatkan pertumbuhan EBITDA 11%, lebih cepat dari pertumbuhan industri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×