kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.940.000   8.000   0,41%
  • USD/IDR 16.442   107,00   0,66%
  • IDX 7.936   30,42   0,38%
  • KOMPAS100 1.106   -3,16   -0,28%
  • LQ45 813   -4,14   -0,51%
  • ISSI 266   0,45   0,17%
  • IDX30 421   -2,53   -0,60%
  • IDXHIDIV20 488   -3,70   -0,75%
  • IDX80 123   -0,68   -0,55%
  • IDXV30 131   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 136   -1,35   -0,98%

Efek Serangan AS ke Iran: Harga Minyak Terancam Naik dan Rupiah Tertekan


Senin, 23 Juni 2025 / 04:30 WIB
Efek Serangan AS ke Iran: Harga Minyak Terancam Naik dan Rupiah Tertekan
ILUSTRASI. Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan terhadap tiga fasilitas nuklir milik Iran pada Sabtu waktu setempat (21/6). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/bar


Reporter: Rashif Usman | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan terhadap tiga fasilitas nuklir milik Iran pada Sabtu waktu setempat (21/6). Presiden AS Donald Trump menyebutkan serangan tersebut sebagai operasi yang sangat sukses dan mengklaim bahwa program nuklir Iran telah berhasil dilumpuhkan.

Nah, aksi militer ini menimbulkan kekhawatiran pasar, terutama terkait potensi lonjakan harga minyak global serta tekanan terhadap nilai tukar rupiah. Keterlibatan AS dalam konflik antara Iran dan Israel dinilai dapat memperburuk situasi geopolitik di Timur Tengah dan berdampak pada stabilitas ekonomi global.

Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, menilai harga minyak global berpotensi menembus level US$ 80 per barel dalam jangka pendek. 

Baca Juga: Serangan AS ke Fasilitas Nuklir Iran Picu Kepanikan Pasar dan Kenaikan Harga Minyak

Melansir laman trading economics, harga minyak Brent pada Jumat (20/6) berada di posisi US$ 77.27 per barel, meningkat 0,74% dari hari sebelumnya dan telah melonjak 19,04% dalam sebulan terakhir.

Lukman juga bilang, harga minyak bisa melesat lebih tinggi jika Iran resisten, sementara negara lain yang berada di kawasan Eropa, China dan Rusia ikut terseret dalam konflik.

"Apalagi jika produksi dan logistik terganggu, serta OPEC + tidak merespons," kata Lukman kepada Kontan, Minggu (22/6).

Baca Juga: Dunia Terbelah! Ini Reaksi Keras Pemimpin Dunia atas Serangan AS ke Iran

Di sisi lain, tekanan terhadap nilai tukar rupiah juga dinilai tak terelakkan. Lukman memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp 16.400 hingga Rp 16.500 per dolar AS. 

Namun, ia menambahkan, alih-alih dolar AS, investor kemungkinan besar akan mencari aset lainnya seperti yen Jepang (JPY) dan franc Swiss (CHF) di tengah ketidakpastian geopolitik ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×