Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tumbang ke bawah level 7.000 pada perdagangan pekan lalu. Pada Jumat (20/6), IHSG ditutup di posisi 6.907,13.
Sepanjang pekan lalu, IHSG mencatat penurunan kumulatif sebesar 3,61%.
Praktisi Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto melihat, pelemahan IHSG pekan lalu sudah teridentifikasi secara teknikal. Sebab, IHSG gagal menembus level 7.200 dan membentuk pola double top.
"Untuk sentimen eksternal masih sama (Perang Tarif dan konflik geopolitik Timur Tengah), jadi yang paling berdampak adalah aksi profit taking akibat gagalnya level 7.200 ditembus," ujarnya kepada Kontan, Jumat (20/6).
Baca Juga: IHSG Ambruk 3,61%, Cermati Saham yang Banyak Dijual Asing Sepekan Terakhir
VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi melihat, pelemahan IHSG pekan lalu didorong beberapa sentimen.
Pertama, peningkatan tensi geopolitik di Timur Tengah. Terlebih, dengan keterlibatan dari anggota G7 dalam konflik tersebut, termasuk Amerika Serikat (AS), sehingga kekhawatiran pasar meningkat yang akan berdampak pada kenaikan inflasi.
Kedua, tertahannya suku bunga acuan, baik Bank Indonesia (BI) rate maupun Fed Fund Rate (FFR). Sehingga, memberikan sentimen pasar yang cenderung negatif karena kekhawatiran tekanan daya beli dan permintaan kredit yang menghambat pertumbuhan ekonomi.
"Terakhir, tekanan jual asing mencapai Rp 4,52 triliun di seluruh perdagangan seiring ketidakpastian yang meningkat sepekan terakhir," ujarnya kepada Kontan, Jumat (20/6).
Untuk Senin (23/6), Audi memperkirakan IHSG bakal bergerak melemah cenderung terbatas dalam rentang level support 6.850 dan resistance 7.000 dengan indikator MACD menunjukkan pelemahan tren.
Sentimennya berasal dari pasar yang masih akan memperhatikan tensi yang terjadi di Timur Tengah. Jika terjadi eskalasi, maka pasar berpotensi dapat kmebali tertekan.
"Selain itu, pasar juga menantikan pidato Ketua The Fed Jerome Powell, terlebih pandangan pada kekhawatiran meningkat berpotensi pelonggaran suku bunga urun terjadi dalam jangka pendek," ungkapnya.
Baca Juga: Iran-Israel Makin Panas, IHSG Masih Akan Tertekan dalam Jangka Pendek
William juga memperkirakan IHSG bakal bergerak melemah dalam rentang 6.829 - 6.991.
"Sentimennya masih faktor teknikal, melanjutkan konfirmasi pola dan dimulainya downtrend," tuturnya.
William pun merekomendasikan beli untuk FORE, ARCI, ENRG, dan BRPT dengan target harga masing-masing Rp 730 per saham, Rp 715 per saham, Rp 400 per saham, dan Rp 1.700 per saham.
Selanjutnya: Hizbullah Belum Berencana Balas Dendam atas Serangan AS ke Fasilitas Nuklir Iran
Menarik Dibaca: Kenapa Bunga Lili Perdamaian Tak Kunjung Mekar? Ini 5 Penyebab dan Solusinya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News