Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas minyak sawit mentah atawa crude palm oil (CPO) cenderung melemah. Sepekan terakhir, harga CPO tergelincir 3,26% ke RM 4.279 per ton, Minggu (14/4).
Presiden Komisioner HFX International Berjangka, Sutopo Widodo mengatakan, penurunan harga CPO akibat terkoreksinya harga minyak nabati di Chicago Board. Ini menyusul data penjualan ekspor mingguan yang lebih rendah dari perkiraan dari Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA).
Selain itu, kehati-hatian meningkat menjelang data persediaan bulanan dari Dewan Minyak Sawit Malaysia pada pertengahan April.
Baca Juga: Harga CPO Melandai Usai Lebaran, Intip Prospeknya ke Depan
"Lalu, ada aksi profit taking setelah harga CPO mencapai puncaknya, di atas RM 4.440 pada awal pekan," katanya.
Meski begitu, kontrak-kontrak tersebut diperkirakan akan melonjak sekitar 4%. Kemungkinan merupakan kenaikan pertama dalam tiga minggu, didorong oleh kenaikan harga minyak mentah lebih lanjut karena ketegangan di Eropa dan Timur Tengah.
Selain itu, kuatnya permintaan akibat dampak musiman juga masih berlanjut. Prediksi Sutopo, harga CPO diperkirakan diperdagangkan pada RM 4.419,09 per metrik ton pada akhir kuartal ini dan RM 4.726,74 dalam waktu 12 bulan.
Pengamat Komoditas dan Mata Uang, Lukman Leong justru menilai, harga CPO akan semakin melandai. Sebab, kenaikannya harga yang sempat terjadi belum lama ini didorong pada permintaan musiman jelang Lebaran.
Baca Juga: Laba ICBP Melonjak 52,39% pada 2023, Cermati Rekomendasi Analis
Penurunan harga CPO juga disebabkan data-data ekonomi, seperti data inflasi dan perdagangan China yang lebih lemah pada pekan. Data-data ini turut menimbulkan kekhawatiran permintaan yang lemah ke depan.
Tensi antara Amerika Serikat (AS), China, dan Russia yang meningkat, serta serangan Iran ke Israel justru akan semakin menekan harga CPO.
Lukman memprediksi, harga CPO pada semester I masih akan di atas RM 4.000 per metrik ton. "Tapi di akhir tahun kemungkinan turun ke RM 3.800 per metrik ton," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News