Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) tercatat bergerak positif. Berdasarkan Trading Economics, harga CPO berada di level MYR 4.071 per ton pada Kamis (7/3) pukul 19.22 WIB. Dalam sebulan, harga CPO telah naik 5,09% dan sepekan naik 2,54%.
Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong mengatakan, kenaikan harga CPO ini efek musiman menjelang puasa dan Lebaran.
"Permintaan juga meningkat dalam antisipasi bulan puasa dan lebaran," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (7/3).
Secara umum, Lukman berpendapat tren harga CPO masih tertekan di tahun ini. Sebab, permintaan dari luar masih lemah lantaran pasar masih oversupply. Harga minyak sejenis seperti minyak kedelai dan minyak biji matahari juga masih lemah.
Baca Juga: Harga CPO Menguat Sebulan Terakhir, Ini Pendorongnya
Karenanya, ia menilai harga CPO jelang puasa dan Lebaran akan bertahan di MYR 4.000 per ton dengan harga tertinggi di MYR 4.100 per ton. Sementara hingga akhir tahun, harga CPO diproyeksikan di kisaran MYR 3.500 - MYR 3.700 per ton.
Di sisi lain, Research and Development ICDX Jonathan oktavianus menilai penguatan CPO akibat pelaku pasar memperkirakan pertumbuhan produksi CPO lebih sedikit di 2024. Ini karena efek dari cuaca buruk El Nino di 2023.
Selain itu, mandat biodiesel Indonesia dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana untuk melakukan uji terap program biodiesel 40% atau bahan bakar nabati dari sawit (B40) untuk sektor non-industri tahun ini.
"Mandat biodiesel yang lebih tinggi kemungkinan membatasi pasokan minyak nabati," terang Jonathan.
Dari dalam negeri, jelang bulan puasa dan Lebaran, Jonathan mengatakan pasokan CPO terbilang cukup baik. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mencatat produksi CPO mencapai 50,07 juta ton di 2023 atau naik 7,15% dari realisasi 2022 sebesar 46,73 juta ton.
Baca Juga: Sampoerna Agro (SGRO) Siapkan Capex hingga Rp 700 Miliar pada Tahun Ini
ICDX pun memperkirakan harga CPO berpotensi menemui posisi resistance di level MYR 4.210 per ton.
"Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level MYR 3.803 per ton," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News