kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Sentimen untuk reksadana & saham masih negatif


Selasa, 11 Februari 2014 / 19:16 WIB
Sentimen untuk reksadana & saham masih negatif
ILUSTRASI. Tanaman Hias Indoor


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Indeks sentimen investor terhadap reksadana dan saham ternyata masih negatif. Ini mengacu pada HASIL survei yang dilakukan Manulife Financial yang tertuang dalam Manulife Investor Sentiment Index (MISI).

Dalam survei tersebut diketahui, indeks sentimen reksadana di kuartal IV-2013 ada di level -11. Sedangkan indeks sentimen instrumen saham ada di level -6.

Berdasarkan survei itu, dana tunai menjadi pilihan terbesar. Indeks sentimen investor terhadap dana tunai mencapai level 77. Diikuti properti lain (di luar rumah) yang ada di peringkat ke dua.

Selanjutnya, investasi berupa rumah dan pendapatan tetap masing-masing berada di peringkat ketiga dan ke empat. Kendati secara keseluruhan sentimen reksadana dan saham negatif, kedua instrumen investasi ini mengalami pergerakan positif di kuartal akhir 2013.

Bahkan, instrumen saham mengalami kenaikan sentimen tertinggi. Di empat bulan terakhir tahun 2013, sentimen saham naik 14 poin.

Sedangkan reksadana naik tiga poin. Adapun, sentimen untuk properti, baik rumah dan properti lain juga meningkat. Masing-masing naik sebesar tujuh dan sembilan poin.

Sedangkan, investasi pendapatan tetap dan dana tunai justru merosot. Kondisi ini terjadi justru ketika beberapa indikator terkait pasar modal ketika itu negatif. Misalnya, IHSG melemah sekitar 0,97% di awal Oktober 2013.

Kemudian, rupiah terdepresiasi 6,7% ke level Rp 12.171 dari Rp 11.406 di awal kuartal IV-2013. Inflasi secara tahunan juga naik dari 8,32% menjadi 8,38%. Bank Indonesia (BI) di saat yang sama menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin ke posisi 7,5%.

Dari global, isu keputusan The Fed untuk mengurangi stimulus sebesar US$ 10 miliar yang efektif Januari 2014 pun turut membuat kondisi pasar modal tidak menentu.

Putut E Andanawarsih, Direktur Pengembangan Bisnis Manulife Asset Management Indonesia mengatakan, positifnya sentimen di kuartal IV-2013 disebabkan beberapa hal. Diantaranya, neraca perdagangan di Desember 2013 dinyatakan surplus.

"Inflasi pun hanya naik tipis, ini juga jadi sentimen positif," ujarnya, Selasa (11/2).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×