kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.321.000   -16.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.675   65,00   0,39%
  • IDX 8.274   121,80   1,49%
  • KOMPAS100 1.150   20,83   1,85%
  • LQ45 828   21,81   2,70%
  • ISSI 292   3,80   1,32%
  • IDX30 433   11,22   2,66%
  • IDXHIDIV20 495   13,50   2,81%
  • IDX80 128   2,92   2,34%
  • IDXV30 137   2,82   2,10%
  • IDXQ30 138   3,59   2,67%

Rupiah Spot Ditutup Melemah 0,27% ke Rp 16.629 per Dolar AS pada Kamis (23/10)


Kamis, 23 Oktober 2025 / 15:18 WIB
Diperbarui Kamis, 23 Oktober 2025 / 15:20 WIB
Rupiah Spot Ditutup Melemah 0,27% ke Rp 16.629 per Dolar AS pada Kamis (23/10)
ILUSTRASI. Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (23/10/2025). KONTAN/Cheppy A. Muchlis/29/09/2025


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (23/10/2025).

Mengutip data Bloomberg, rupiah di pasar spot ditutup Rp 16.629 per dolar AS, melemah 0,27% dibandingkan posisi Rabu (22/10/2025) di Rp 16.585 per dolar AS.

Rupiah bersama won Korea Selatan memimpin pelemahan mata uang Asia hari ini, seiring penguatan dolar AS dan meningkatnya ketegangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Baca Juga: Rupiah Spot Melemah 0,36% ke Rp 16.645 per Dolar AS pada Kamis (23/10/2025) Siang

Sentimen negatif ini menekan pasar regional, meskipun beberapa bank sentral Asia memilih menahan suku bunga.

Won melemah 0,6% ke posisi terendah dalam enam bulan terakhir setelah investor menilai prospek ekonomi Korea Selatan masih rapuh.

Bank of Korea menahan suku bunga acuan untuk menghindari risiko gelembung harga properti, namun memberi sinyal masih ada ruang penurunan suku bunga ke depan.

Rupiah ikut tertekan di tengah kekhawatiran atas ketidakpastian ekonomi domestik.

Sentimen pasar juga terguncang oleh dinamika politik setelah pencopotan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, serta meningkatnya kekhawatiran terhadap disiplin fiskal pemerintah.

Baca Juga: Rupiah Spot Melemah 0,30% ke Rp 16.635 per Dolar AS pada Kamis (23/10) Pagi

Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga acuan pada Rabu (22/10) dinilai sebagai langkah menjaga stabilitas rupiah, namun belum mampu memberikan dorongan signifikan.

Pasar masih memperkirakan ruang pelonggaran moneter lebih lanjut, sementara penguatan dolar menambah tekanan pada salah satu mata uang dengan kinerja terlemah di kawasan ini.

Goldman Sachs memproyeksikan BI masih akan memangkas suku bunga dua kali masing-masing sebesar 25 basis poin pada kuartal IV-2025.

Namun, pelemahan rupiah yang berlanjut bisa menunda langkah tersebut hingga awal 2026. Rapat kebijakan BI berikutnya dijadwalkan pada 18–19 November.

“Pasar menunggu bukti koordinasi kebijakan dan disiplin fiskal. Rupiah kemungkinan bertahan di kisaran Rp16.500 per dolar AS hingga kepercayaan investor kembali,” ujar Philip Wee, Senior FX Strategist di DBS dikutip dari Reuters.

Sementara itu, indeks dolar AS naik 0,1% setelah pemerintahan Trump mempertimbangkan pembatasan ekspor perangkat lunak ke China, mulai dari laptop hingga mesin jetsebagai balasan atas pembatasan ekspor logam tanah jarang (rare earth) oleh Beijing.

Baca Juga: BI Tahan Suku Bunga, Begini Proyeksi Rupiah hingga Akhir Tahun 2025

Langkah tersebut memicu aksi jual di pasar negara berkembang karena investor khawatir terhadap dampak rambatan ke Asia Tenggara, kawasan yang sangat bergantung pada perdagangan dengan China.

“Rencana AS memperluas pembatasan ekspor teknologi ke China, indikasi sanksi baru terhadap Rusia, serta anjloknya harga logam membuat pasar regional makin berhati-hati,” ujar Christopher Wong, analis valas di OCBC.

Investor kini menunggu data inflasi ritel AS yang akan dirilis Jumat (24/10), di tengah penutupan sebagian lembaga pemerintahan AS.

Meskipun pasar telah memperkirakan adanya penurunan suku bunga pada rapat The Federal Reserve pekan depan, data inflasi tersebut masih dapat memengaruhi ekspektasi pelonggaran berikutnya.

Baca Juga: Rupiah Jisdor Melemah 0,17% ke Rp 16.617 per Dolar AS pada Rabu (22/10/2025)

Selain rupiah dan won, peso Filipina juga melemah 0,32%, memperpanjang penurunan empat hari beruntun ke level terendah sejak 3 Februari.

Dolar Singapura turun 0,12%, sementara dolar Taiwan melemah 0,26% dan mencatatkan penurunan tiga hari berturut-turut.

Selanjutnya: Otoritas Pajak Dinilai Bakal Kesulitan Kejar Target Pajak 2025, Ini Sebabnya

Menarik Dibaca: 10 Manfaat Minum Teh Hijau bagi Kesehatan Tubuh yang Sudah Terbukti

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×