Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Sofyan Hidayat
JAKARTA. Membaiknya kinerja bursa saham di awal tahun ikut mendongkrak imbal hasil atau return reksadana saham. Sepanjang Januari, rata-rata reksadana saham mampu memberikan return positif sebesar 3,97% atau mengalahkan pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 3,38% di periode yang sama.
Tak hanya itu, data Infovesta Utama menunjukkan, rata-rata return reksadana saham unggul dibandingkan jenis reksadana lainnya. Infovesta mencatat rata-rata return reksadana campuran sekitar 1,91% dan reksadana pendapatan tetap minus 0,75%.
Reksadana saham kelolaan PT NISP Asset Management bernama NISP Indonesia Sector Leader memberikan return tertinggi di bulan lalu. Reksadana ini mampu memberikan return kepada investor 8,97% (lihat infografik). Dana kelolaan reksadana ini sebagian besar ditempatkan pada saham BMRI, SMGR, GGRM, TLKM dan BBRI.
Adapun reksadana dengan kinerja paling buncit ditempati oleh reksadana Batavia Dana Saham Agro yang tercatat minus 8,14%. Produk ini fokus berinvestasi di saham sektor pertanian dan pertambangan. Saham-saham pilihannya antara lain AISA, AALI, INCO, LSIP dan UNTR.
Membaiknya data ekonomi ikut menopang kinerja reksadana saham sepanjang Januari 2014. Analis Infovesta Utama, Viliawati mengatakan, beberapa sentimen positif di awal tahun ini berdampak pada pergerakan saham yang menjadi aset dasar reksadana saham. Ujung-ujungnya, kinerja reksadana saham ikut moncer.
Data makro ekonomi itu diantaranya adalah cadangan devisa yang membaik, BI rate yang ditahan di level 7,50%, serta neraca perdagangan yang surplus. "Aliran dana asing ke bursa saham juga membanjir," kata Viliawati.
Infovesta memproyeksikan, rata-rata return reksadana saham sepanjang tahun ini akan positif dan berkisar 9%-12%. Kinerja ini lebih unggul dari rata-rata return reksadana campuran sebesar 8%-10% ataupun reksadana pendapatan tetap sebesar 6%-7%.
Manajer investasi pun yakin dengan kinerja reksadana tahun ini dan menargetkan dana kelolaan naik. Direktur Utama PT Indopremier Investment Management (IPIM), John D Item, menargetkan, dana kelolaan IPIM tahun ini bisa sebesar Rp 3 triliun naik dari tahun lalu Rp 1,4 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News