kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.663.000   13.000   0,79%
  • USD/IDR 16.290   59,00   0,36%
  • IDX 7.024   -49,23   -0,70%
  • KOMPAS100 1.030   -6,74   -0,65%
  • LQ45 801   -8,54   -1,05%
  • ISSI 212   0,00   0,00%
  • IDX30 415   -6,10   -1,45%
  • IDXHIDIV20 501   -4,74   -0,94%
  • IDX80 116   -0,79   -0,67%
  • IDXV30 121   -0,50   -0,41%
  • IDXQ30 137   -1,60   -1,16%

Sentimen Beragam, Simak Prospek Kinerja Ciputra Development (CTRA) di Tahun 2025


Rabu, 05 Februari 2025 / 20:55 WIB
Sentimen Beragam, Simak Prospek Kinerja Ciputra Development (CTRA) di Tahun 2025
ILUSTRASI. Kinerja PT Ciputra Development Tbk (CTRA) diperkirakan masih bisa prospektif, meskipun industri properti diproyeksikan masih berat di tahun 2025.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja PT Ciputra Development Tbk (CTRA) diperkirakan masih bisa prospektif, meskipun industri properti diproyeksikan masih berat di tahun 2025.

CTRA mampu mengantongi pendapatan prapenjualan alias marketing sales sebesar Rp 11,02 triliun sepanjang tahun 2024, naik 8% year on year (yoy) dari tahun sebelumnya sebesar Rp 10,2 triliun. Realisasi itu menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah perusahaan dan sejalan dengan target CTRA sebesar Rp 11,1 triliun.

Secara rinci, marketing sales dari penjualan reguler mencakup Rp 8,028 triliun dan marketing sales dari penjualan menggunakan PPN DTP sebesar Rp 2,98 triliun.

Direktur CTRA Harun Hajadi mengatakan, portofolio bisnis yang berkontribusi paling besar ke kinerja perseroan di tahun lalu masih berasal dari aset hunian. Sebab, portofolio aset terbesar CTRA berasal dari penjualan perumahan, yang sebagian besar merupakan rumah tapak.

“Pasti hunian (yang menopang kinerja). Sementara, pendapatan berulang alias recurring income hanya menyumbang sekitar 25% dari total portofolio aset,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (5/2).

Baca Juga: Tarif Sewa Mal Naik, Ciputra Development (CTRA) Optimistis Okupansi Tetap 90%

Harun tak menampik bahwa tahun 2025 masih penuh dengan tantangan untuk industri properti. Apalagi, ada potensi penurunan daya beli masyarakat di tahun ini.

Asal tahu saja, Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan, indeks harga konsumen (IHK) pada Januari 2025 tercatat deflasi sebesar 0,76% month to month (mtm).

Namun, Harun optimistis industri properti masih bisa bertumbuh tahun ini lantaran ada penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) menjadi 5,75% pada Januari 2025. Hal itu diyakini akan menurunkan bunga kredit pemilikan rumah (KPR) yang bisa meningkatkan permintaan masyarakat terhadap produk properti.

“Kami yakin permintaan perumahan masih besar selama ada fasilitas pembiayaan KPR. Tanpa ketersediaan pembiayaan KPR, maka pasti akan sulit,” ungkapnya.

Proyek di IKN

Selain itu, CTRA tengah menggarap proyek pembangunan pemukiman untuk aparatur sipil negara (ASN). Bentuk huniannya adalah rumah susun (rusun) 10 menara dan 22 rumah tapak untuk Eselon 1. 

Namun, pemerintah baru-baru ini memutuskan menunda pemindahan ASN ke IKN. Faktor penundaan itu karena penataan organisasi dan tata kerja di sejumlah kementerian dan lembaga (K/L) masih dalam tahap konsolidasi internal.

Alasan lainnya, pembangunan gedung perkantoran serta unit hunian ASN di IKN juga masih mengalami penyesuaian hingga akhir 2024 akibat perubahan jumlah kementerian dan lembaga yang akan berkantor di ibu kota baru.

Mengenai waktu final pemindahan ASN ke IKN, pemerintah akan mengumumkan kembali kemudian.

Baca Juga: Industri Properti Bersaing Ketat, Cek Rekomendasi Saham Ciputra Development (CTRA)

Terkait hal itu, Harun menjelaskan, proyek hunian ASN yang tengah digarap perseroan menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

Dengan skema tersebut, maka progres pembangunan proyek bergantung dari Otoritas IKN (OIKN) yang memimpin proses tersebut. 

“Untuk progres itu masih normal sampai saat ini, karena tidak menggunakan budget pemerintah,” kata Harun.

Per hari ini, CTRA telah melakukan presentasi company profile, memasukkan design dan feasibility study (FS), menggelar pembahasan FS dan ketentuan lainnya, hingga melakukan kurasi design dengan tim arsitektur.

Setelah FS selesai, CTRA dan OIKN melakukan finalisasi design setelah melalui kurasi dua kali. Kemudian, langkah selanjutnya adalah melakukan financial closing yang mungkin memakan waktu sekitar enam bulan. 

Setelah itu, progres pembangunan proyek akan masuk ke masa tender konstruksi selama tiga bulan, lalu baru bisa melakukan groundbreaking. 

“Jika pembangunan dimulai pada tahun depan, kira-kira bisa selesai pada akhir 2027. Maka kurang lebih bisa sama waktunya dengan pemindahan ASN,” tutur Harun.

Baca Juga: Ada Insentif PPN DTP 100%, Ciputra Development (CTRA) Fokus Habiskan Stok

Rekomendasi saham

Analis Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora melihat, kenaikan marketing sales CTRA di tahun 2024 berasal dari realisasi penjualan portofolio perseroan di Pulau Sumatera.

“Kenaikan marketing sales CTRA datang dari realisasi penjualan di pulau Sumatera yang naik 85% yoy mencapai Rp 2,1 triliun,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (5/2).

Di tahun 2025, prospek kinerja CTRA dan emiten properti lainnya sebenarnya masih berat. Sebab, daya beli masyarakat yang masih lemah dan juga penurunan suku bunga bank sentral terbatas di tahun ini. 

“Selain itu kebijakan tarif impor Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump juga menjadi sentimen negatif untuk kinerja pasar saham Indonesia,” ungkapnya.

Menurut Andhika, kinerja saham CTRA belum mencerminkan kinerja perseroan, di saat marketing sales perusahaan mencetak rekor. 

Melansir RTI, saham CTRA sudah turun 20,60% dalam setahun terakhir dan turun 5,61% sejak awal tahun alias year to date (YTD).

“Di tahun 2025 saham CTRA juga masih akan stagnan karena sentimen untuk sektor properti yang masih berat,” tuturnya.

Baca Juga: Ciputra Development (CTRA) Jaring Berkah Subsidi Pajak

Andhika pun menyarankan beli saham CTRA dengan target harga Rp 1.050 per saham. “Saham CTRA bisa dimaksimalkan untuk trading jangka pendek,” katanya.

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta mengatakan, pertumbuhan kinerja marketing sales CTRA ditopang oleh sentimen insentif dari pemerintah terkait PPN DTP.

Di tahun 2025, kinerja CTRA bisa tersengat penurunan suku bunga, meskipun turunnya tidak agresif. Tetapi, setidaknya penurunan suku bunga itu bisa meningkatkan permintaan KPR dan KPA.

Selain itu, sentimen positif lainnya berasal dari masuknya CTRA ke indeks LQ45. 

“Bergabungnya perseroan ke LQ45 bisa meningkatkan likuiditas dan meningkatkan kepercayaan investor,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (5/2).

Di sisi lain, meskipun penundaan perpindahan ASN ke IKN bisa jadi sentimen negatif, tetapi hal itu tak serta merta akan mencerminkan kinerja CTRA bakal memburuk di tahun ini.

“Penundaan perpindahan ASN bahkan bisa membuat CTRA fokus untuk menyelesaikan proyek rusun hunian ASN di IKN itu,” kata Nafan.

Nafan pun merekomendasikan accumulate untuk saham CTRA dengan target harga Rp 1.100 per saham.

 

Selanjutnya: Tekanan Jual Melanda Saham Big Caps, Cek Rekomendasi dari Analis

Menarik Dibaca: Cara Pengajuan KUR BRI 2025 dan Syarat Memperolehnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×