kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,34   -8,02   -0.86%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sempat Tembus RM 4.200, Harga CPO Kembali Turun di Bawah RM 4.000 per Ton


Selasa, 02 Agustus 2022 / 18:11 WIB
Sempat Tembus RM 4.200, Harga CPO Kembali Turun di Bawah RM 4.000 per Ton
ILUSTRASI. Harga CPO mulai bangkit kembali dan berhasil melewati RM 4.000 per ton.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas crude palm oil (CPO) sempat terjun bebas ke area RM 3.568 per ton pada pertengahan Juli kemarin. Namun, perlahan, harga CPO mulai bangkit kembali dan berhasil melewati RM 4.000 per ton.

Sayangnya, baru saja menembus level RM 4.200, pada perdagangan hari ini, Selasa (2/8), harga CPO harus kembali terkoreksi. Merujuk Bursa Derivatif Malaysia, harga CPO ditutup melemah 4,61% ke RM 3.873 per ton.

Analis DCFX Futures Lukman Leong menjelaskan, sejatinya kenaikan harga CPO beberapa waktu ini memang hanya bersifat sementara. Naiknya harga CPO tidak terlepas dari ekspektasi kekhawatiran menurunnya produksi seiring kondisi cuaca panas dan kering di beberapa negara. Selain itu, ekspektasi meningkatnya permintaan untuk biodiesel turut mengangkat harganya. 

“Tapi, CPO diperkirakan masih akan bearish mengikuti tren komoditas pada umumnya saat ini,” ungkap Lukman ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (2/8).

Baca Juga: Sengketa Diskriminasi Sawit Uni Eropa di WTO Masuk Babak Akhir, Indonesia Bisa Menang

Sementara Research & Development ICDX Girta Yoga meyakini saat ini komoditas CPO justru masih diselimuti sentimen positif. Beberapa katalis positifnya adalah berakhirnya skema Flush Out (FO) serta kembali berlakunya bea keluar per 1 Agustus. Hal ini mengindikasikan laju pasokan CPO Indonesia ke pasar global berpotensi menurun. 

Selain itu, ia menyebut dengan adanya sinyal peningkatan program mandatori biodiesel ke arah B40, maka berpotensi meningkatkan konsumsi CPO dalam negeri dan mengurangi pasokan CPO untuk tujuan ekspor. 

“Selama pasokan maupun permintaan tetap terjaga, maka harga CPO berpotensi untuk masih lanjut bullish. Dalam jangka pendek, harganya berpotensi bergerak ke area RM 3.500-RM 4.500 per ton,” imbuh Girta.

Baca Juga: Demi Ekspor, Kemendag Usul Pungutan Ekspor CPO Diperpanjang

Pada sisa tahun ini, Girta menyebut bahwa pergerakan harga CPO akan sangat bergantung pada kebijakan terkait CPO baik di Indonesia maupun Malaysia, karena akan berdampak pada pasokan CPO di pasar global. Selain itu, dari sisi permintaan, indikator yang dipantau antara lain perkembangan situasi Covid dan kebijakan bea masuk di negara importir. 

Di satu sisi, perkembangan di pasar minyak nabati global juga akan menjadi fokus yang dipantau, mengingat fungsinya sebagai produk substitusi CPO. 

Sementara Lukman justru melihat akan adanya potensi melemahnya permintaan terhadap CPO ke depan dan bisa menjadi katalis negatif. Terlebih, dari sisi pasokan, produksi di Indonesia masih akan tetap tinggi dan akan berada di atas 7 juta ton. Kedua hal ini diyakini bisa menjadi pemberat pergerakan harga CPO.

Lukman memperkirakan, hingga akhir tahun nanti, CPO masih akan berpotensi bergerak di area RM 3.500-RM 4.000 per ton. Sedangkan hitungan Girta, jika katalis positif bertahan, maka CPO berpotensi menemui level resistance di kisaran harga RM 5.000-RM 6.000 per ton. Namun apabila mendapat katalis negatif, maka harga berpotensi turun menuju level support di kisaran harga RM 3.000-RM 2.000 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×