Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Masyarakat juga lebih memilih untuk belanja melalui media online dan hampir setiap emiten retail telah melakukan penjualan digital. Dengan pola masyarakat yang cenderung berbelanja kebutuhan pokok, Okie menilai bisnis retail khususnya fesyen di semester II-2020 masih akan menghadapi tekanan. Dus, Okie masih menyarankan wait and see untuk saham-saham yang bergerak di sektor ini.
Senada, Analis Philip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr mengatakan saat ini retail fashion atau non-pokok sangat terpukul pandemi Covid-19 yang menyebabkan adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan konsumen lebih mengutamakan bahan-bahan pokok (staple).
Apalagi secara historis di kuartal II-2020 biasanya menjadi motor pendongkrak kinerja karena adanya musim lebaran. Sedangkan di kuartal dua tahun ini momen Lebaran menghilang dan tidak bisa mendongkrak kinerja.
Kondisi tersebut yang mendorong mendorong kinerja AMRT dan MIDI lebih stabil. "Walaupun diperdagangkan di bursa sayangnya kurang likuid," jelasnya.
Baca Juga: Kinerja terdampak PSBB, ini rekomendasi saham Ramayana Lestari Sentosa (RALS)
Dus Zamzami juga merekomendasikan investor untuk wait and see di saham-saham retail sambil memantai kejelasan mengenai pembatasan sosial dan jumlah peningkatan kasus. Selain itu investor juga perlu memantau kondisi pasca pembukaan ekonomi apakah bisa cukup mendongkrak penjualan retail.
Memang, lanjut Zamzami, ekspektasi pasar menunjukkan retail yang bersifat non-pokok atawa fesyen akan pulih perlahan di kuartal tiga dan empat tahun ini. Tetapi untuk hingga penghujung tahun proyeksi kinerjanya masih akan lebih lemah dibandingkan 2019.
"ERAA dan ACES mungkin lebih baik dari LPPF, MAPI dan RALS secara kinerja. Tetapi sudah lumayan rally dan nampaknya sudah priced-in dan fairly valued di kisaran harga sekarang," kata Zamzami.
Baca Juga: Midi Utama Indonesia (MIDI) meraup laba bersih Rp 103,19 miliar di semester I-2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News