kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.405.000   -9.000   -0,64%
  • USD/IDR 15.370
  • IDX 7.722   40,80   0,53%
  • KOMPAS100 1.176   5,28   0,45%
  • LQ45 950   6,41   0,68%
  • ISSI 225   0,01   0,00%
  • IDX30 481   2,75   0,57%
  • IDXHIDIV20 584   2,72   0,47%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 138   -1,18   -0,84%
  • IDXQ30 161   0,48   0,30%

Sejumlah Sentimen Ini Jadi Penyebab Nilai Tukar Rupiah Melemah


Sabtu, 27 Juli 2024 / 13:14 WIB
Sejumlah Sentimen Ini Jadi Penyebab Nilai Tukar Rupiah Melemah
ILUSTRASI. Petugas menghitung mata uang asing dolar Amerika Serikat (US$) di konter jasa penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (20/6/2024). Dalam setahun terakhir rupiah telah turun 9,33% terhadap USD, ketidakstabilan ekonomi global, kebijakan moneter Amerika Serikat yang ketat, dan ketidakpastian politik domestik menjadi faktor yang menyebabkan rupiah melemah terhadap US$. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/23/06/2024


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sepanjang pekan ini, dipengaruhi oleh berbagai sentimen global dan domestik. 

Berdasarkan Bloomberg, Jumat (26/7), rupiah spot ditutup pada posisi Rp 16.301 per dolar AS, melemah 0,67% secara mingguan dari posisi akhir pekan lalu Rp 16.191 per dolar AS. 

Sementara itu, kurs Jisdor Bank Indonesia juga melemah 0,58% ke level Rp 16.294 per dolar AS dari posisi Rp 16.199 per dolar AS pada akhir pekan lalu.

Nanang Wahyudin, Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures, menjelaskan bahwa rupiah mengalami pelemahan selama dua pekan berturut-turut akibat sentimen dari dalam dan luar negeri. 

Baca Juga: Rupiah Tertekan ke Rp 16.301 Per Dolar AS di Akhir Pekan Ini

Dari sisi domestik, rupiah tertekan oleh penurunan bunga dalam lelang Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) meskipun nilai penerbitan meningkat tajam. Sementara itu, sentimen luar negeri termasuk pengunduran diri Joe Biden dari kontestasi Pilpres AS dan prospek suku bunga The Fed turut memperkuat dolar.

Data Produk Domestik Bruto (PDB) Amerika kuartal kedua yang tumbuh 2,8% dari 1,4% pada kuartal pertama 2024 juga menambah tekanan pada rupiah. Investor global berhati-hati menantikan angka inflasi PCE Amerika yang akan dipublikasikan, yang jika lebih tinggi dari ekspektasi, akan memperkuat dolar lebih lanjut.

Josua Pardede, Kepala Ekonom Bank Permata, mencatat bahwa pelemahan rupiah juga didorong oleh permintaan dolar AS di pasar domestik pada akhir bulan dan tren penurunan harga nikel. Hal ini menyebabkan rupiah bergerak melemah sepanjang pekan ini, terutama dalam dua hari terakhir.

Josua memprediksi bahwa rupiah berpotensi menguat setelah pengumuman FOMC minggu depan, dengan perkiraan bahwa The Fed akan memberikan sinyal pemotongan suku bunga.

Baca Juga: Ambruk, Kurs Rupiah Melemah ke Rp 16.301 Per Dolar AS, Jumat (26/7)

Nanang juga memperkirakan rupiah akan tetap di atas Rp 16.300 per dolar AS minggu depan, mengantisipasi pertemuan Fed yang diharapkan tidak mengubah suku bunga acuan.

Bank of Japan (BOJ) juga diperkirakan akan menaikkan suku bunga guna meredam pelemahan nilai tukar yen Jepang. Selain itu, angka tenaga kerja AS juga menjadi perhatian, sebagai acuan untuk keputusan suku bunga pada September mendatang.

Nanang memproyeksikan rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 16.200 hingga Rp 16.400 per dolar AS minggu depan, sementara Josua memperkirakan kisaran Rp 16.175 hingga Rp 16.325 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×