kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.927.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.353   60,00   0,37%
  • IDX 7.370   58,26   0,80%
  • KOMPAS100 1.041   4,96   0,48%
  • LQ45 787   1,89   0,24%
  • ISSI 246   3,27   1,35%
  • IDX30 408   0,74   0,18%
  • IDXHIDIV20 465   0,34   0,07%
  • IDX80 117   0,56   0,48%
  • IDXV30 119   0,49   0,42%
  • IDXQ30 130   0,09   0,07%

Emiten Makanan dan Minuman Mendapat Katalis Positif dari Penurunan Harga Gandum


Senin, 21 Juli 2025 / 07:00 WIB
Emiten Makanan dan Minuman Mendapat Katalis Positif dari Penurunan Harga Gandum
ILUSTRASI. Penurunan harga gandum global menjadi katalis positif utama bagi emiten di sektor makanan dan minuman ?KONTAN/Muradi/15/09/2011


Reporter: Rashif Usman | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan harga gandum global sebesar 6,1%, dari US$ 574,36 pada 18 Juni menjadi US$ 539,38 per 18 Juli, dipandang sebagai katalis positif utama bagi emiten di sektor makanan dan minuman (F&B), terutama bagi perusahaan yang sangat bergantung pada impor gandum sebagai bahan baku produksi.

Research Analyst PT Henan Putihrai Sekuritas, Irsyady Hanief menilai bahwa penurunan harga gandum tersebut dapat mendukung kinerja emiten seperti PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). Pasalnya, tren penurunan ini berpotensi menekan biaya produksi dan memperluas margin laba kotor, khususnya jika harga jual produk tetap terjaga stabil.

"Emiten dengan skala produksi besar dan daya tawar tinggi terhadap distributor memiliki potensi untuk menjaga profitabilitas bahkan di tengah pelemahan permintaan konsumen," kata Irsyady kepada Kontan, Jumat (18/7).

Baca Juga: Kinerja Cimory (CMRY) Semakin Solid Ditopang Produk Makanan Konsumsi

Irsyady menyampaikan bahwa Indofood mendapat keuntungan dari tren penurunan harga gandum global, mengingat seluruh kebutuhan gandum perusahaan berasal dari impor. Dengan begitu, turunnya biaya bahan baku berpotensi memperkuat margin keuntungan perusahaan.

Manajemen juga menyampaikan alokasi belanja modal tahun 2025 sebesar Rp 8,5 triliun, di mana Rp 5,5 triliun akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi, termasuk pembangunan pabrik mi instan baru yang ditargetkan mulai beroperasi pada semester II-2025. 

Sisa belanja akan digunakan untuk pembelian dua kapal baru untuk unit Bogasari serta pembangunan infrastruktur dan program replanting lainnya. 

"Dengan portofolio produk kebutuhan pokok dan eksposur yang luas di pasar domestik maupun ekspor (Afrika, Timur Tengah, Amerika), INDF tetap defensif di tengah tekanan daya beli," tambah Irsyady.

Namun demikian, Irsyady bilang tekanan pada daya beli domestik tetap menjadi tantangan utama bagi sektor konsumsi. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk kelas menengah atas menurun dari 57,33 juta (2019) menjadi 47,85 juta jiwa (2024), serta Inflasi bahan makanan tetap tinggi (+1,99% YoY per Juni 2025), menyebabkan tren downtrading ke produk-produk lebih terjangkau. 

Direktur Indofood, Franciscus Welirang, mengungkapkan bahwa kinerja INDF tetap terjaga meskipun harga gandum mengalami penurunan dalam beberapa waktu terakhir. Ia menjelaskan bahwa kestabilan ini didukung oleh posisi stok bahan baku yang memadai serta penyesuaian terhadap harga gandum di pasar internasional.

Baca Juga: Incar Market Makanan Pedas, FKS Food (AISA) Kenalkan Inovasi Baru di Kuartal 1-2025

Bahkan, Franky sapaan akrab Franciscus Welirang memperkirakan kinerja INDF akan tetap terjaga hingga akhir tahun. "Melihat posisi data yang ada saat ini, sepertinya (kinerja) akan stabil," ujar Franky kepada Kontan, Jumat (18/7).

Melansir laporan keuangan per 31 Maret 2025, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan INDF mencapai Rp 2,72 triliun. Ini meningkat 11,20% secara tahunan atau Year on Year (YoY) dari Rp 2,44 triliun.

Dari sisi top line, penjualan neto INDF juga ikut meningkat 2,48% secara tahunan menjadi Rp 31,55 triliun di kuartal I-2025. Pada periode yang sama di 2024, penjualan neto INDF sebesar Rp 30,79 triliun. 

Irysady merekomendasikan buy on weakness untuk INDF di kisaran harga Rp 8.100–Rp 8.150, dengan target harga Rp 8.475–Rp 8.500 dan stop loss di Rp 7.925–Rp 7.950.

Selanjutnya: Sinopsis dan Jadwal Tayang Trigger, Drakor Kim Nam Gil dan Kim Young Kwang Terbaru

Menarik Dibaca: Ini 6 Rekomendasi Drama Korea Populer Tentang Serangan Monster Mengerikan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×