Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten sedang menggelar aksi pembelian kembali (buyback) saham di tengah kondisi pasar yang sedang bearish. Ini tercermin dari pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tertahan di level 7.100.
Teranyar, PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) yang telah mengantongi restu dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 14 November 2024 untuk mengeksekusi aksi pembelian kembali saham ini.
Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), TOBA menyiapkan dana sebesar Rp 425,49 miliar untuk buyback. Sebenarnya, jumlah itu menyusut dari pengumuman sebelumnya senilai Rp 474,58 miliar.
Baca Juga: Harum Energy (HRUM) Terus Ekspansi, Pendapatan dan Laba akan Dominan dari Nikel
Emiten yang terafiliasi dengan Pandu Sjahrir ini berencana untuk membeli kembali 816,78 juta saham TOBA. Jumlah itu setara dengan 10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Berikutnya, ada PT Harum Energy Tbk (HRUM) yang sedang menggelar buyback saham. HRUM memiliki waktu hingga 12 bulan sejak 18 September 2024–17 September 2025 dengan anggaran hingga Rp 1 triliun.
PT Mandiri Herindo Adiperkasa Tbk (MAHA) juga sedang dalam periode pembelian kembali saham. MAHA menyiapkan anggaran Rp 200 miliar untuk membeli kembali maksimal 10% dari modal dan ditempatkan disetor.
MAHA telah memperoleh persetujuan RUPSLB pada 22 Oktober 2024. Adapun periode buyback emiten logistik pertambangan ini berlangsung pada 23 Oktober 2024–22 Oktober 2025.
Baca Juga: Rekomendasi Saham Harum Energy (HRUM) di Tengah Buyback dan Ekspansi Nikel
Selain itu, ada sejumlah emiten yang sedang menggelar buyback. Pertama, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) yang menyiapkan anggaran Rp 90,7 miliar untuk membeli kembali 30,2 juta saham selama 26 September 2024–25 September 2025.
Kedua, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) yang mengalokasikan Rp 149,6 miliar untuk buyback 88 juta saham. Periode buyback dilakukan sepanjang 6 Agustus 2024–5 Agustus 2025.
Lalu ada PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) yang mengalokasikan anggaran buyback sebesar Rp 20 miliar dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang menyiapkan dana Rp 3,2 triliun untuk buyback maksimal 10% saham.
Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Miftahul Khaer menjelaskan secara umum, aksi pembelian kembali saham dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap saham emiten yang bersangkutan.
Baca Juga: Rekomendasi & Prospek Emiten yang Buyback Saham di tengah Tren Naik IHSG
"Terlebih lagi dengan kondisi, harga sahamnya sudah jatuh turun di bawah harga wajarnya ataupun di bawah nilai tertingginya sehingga efeknya akan terjadi kenaikan nilai pasar dalam jangka pendek," katanya kepada Kontan, Rabu (20/11).
Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas menuturkan aksi buyback dapat meningkatkan rasio keuangan emiten terkait.
Seperti rasio Earning Per Share (EPS), lanjut Nico, dengan berkurangnya jumlah saham yang beredar, tentu saja akan meningkatkan nilai EPS dan menjadikannya lebih menarik bagi investor.
"Kalau emiten beli ketika harga sedang murah atau dalam tren penurunan, ini bisa memberikan keyakinan kepada investor bahwa perusahaan dengan baik secara fundamental," tuturnya.
Baca Juga: 11 Emiten Akan Buyback Saham, Mana yang Menarik?
Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina menimpali anggaran buyback biasanya akan berasal dari kas perusahaan yang sedang menganggur atau sedang tidak dibutuhkan untuk ekspansi.
Soalnya, ketika suatu emiten melakukan buyback, saham hasil pembelian kembalinya akan tersimpan sebagai saham treasuri. Artinya, uang emiten akan terpendam dalam jangka waktu yang lama, setahun hingga tiga tahun.
"Ketika harga naik, emiten bisa melepas saham treasuri tetapi ini membutuhkan waktu yang lama. Makanya perlu dana yang menganggur dengan jangka waktu yang lama," jelas Martha.
Sebenarnya, Martha menilai aksi pembelian kembali saham ini merupakan sentimen yang positif. Namun hasil akhirnya akan kembali kepada berapa banyak dana yang disiapkan oleh emiten.
Dia menilai dana buyback GOTO dan HRUM tidak terlalu besar dibandingkan dengan jumlah saham yang akan dibeli kembali. Sementara, rencana buyback TOBA cukup menarik karena menyiapkan ada yang besar.
Baca Juga: Terdorong Sentimen Buyback, Saham-Saham Ini Bisa Dilirik
"Pada akhirnya ukuran dana akan menjadi penting. Kalau dananya kecil, tidak akan ada keleluasaan mengambil atau bahkan mendongkrak harga pasar," tuturnya.
Lebih lanjut, beberapa emiten yang tengah menggelar buyback, saham pilihan Nico jatuh pada TOBA, GOTO dan AGRO. Dia juga menilai HRUM menarik untuk dicermati dengan target harga Rp 1.650 per saham.
Sementara Miftha menilai secara secara momentum dan kinerjanya, TOBA masih cukup menarik. Dia merekomendasi trading buy TOBA dengan target di Rp 530 dan trading buy HRUM di Rp 1.220.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News