kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sejumlah Emiten Besar Akan Tebar Dividen, Simak Prospek dan Rekomendasi Sahamnya


Senin, 18 Maret 2024 / 03:05 WIB
Sejumlah Emiten Besar Akan Tebar Dividen, Simak Prospek dan Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. Sejumlah emiten besar berencana akan menebar dividen jumbo pada tahun ini.


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten besar berencana akan menebar dividen jumbo pada tahun ini. Untuk itu, para pemburu dividen sebaiknya mulai menyiapkan diri menyambut pembagian berkah dividen.

Jumlah dividen tahun ini diperkirakan tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya. Tetapi masih terdapat beberapa saham yang layak untuk dikoleksi menjelang pembagian dividen.

Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheryl Tanuwijaya memperkirakan kinerja emiten-emiten besar yang akan membagikan dividen akan bertumbuh positif di tahun ini. Apalagi, bagi emiten yang sebelumnya, kinerja keuangan mereka turun akan terbantu dengan adanya sentimen tebar dividen.

Untuk itu, Cheryl mengatakan bahwa rencana pembagian dividen ini menarik untuk dicermati karena emiten-emiten besar kerap kali menawarkan imbal hasil yang cukup tinggi, terutama dividen dari big banks yang pembagiannya di atas perkiraan pasar seperi Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).

"Dividend yield big banks juga menarik, beberapa hampir 5%. Ex date tersisa BMRI dan BBCA, saat ada koreksi harga yang cukup signifikan, maka waktu yang tepat untuk incar BBCA dan BMRI," kata Cheryl kepada Kontan.co.id, Jumat (15/3).

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Untuk Emiten Teknologi

Selain itu, Cheryl mengatakan, di luar IDX High Dividend 20, saham Bank Syariah Indonesia (BRIS) juga menarik untuk diperhatikan karena labanya yang naik signifikan sampai menyentuh 30% pada tahun lalu. Sehingga memungkinkan untuk membagikan dividen yang lebih besar.

"Untuk emiten lainnya seperti emiten consumer, dividen yield nya kecil atau jauh dari 5%. Kalau emiten energi dividen yield nya besar tapi sering kali harganya drop setelah ex date. Jadi yang menarik masih di emiten banking," ungkap Cheryl. 

Sementara itu, salah satu perusahaan yang sudah memberikan bocoran mengenai pembagian dividen dari laba tahun 2023 adalah PT Astra International Tbk (ASII). Perusahaan ini telah mengajukan pembagian dividen final sebesar Rp 421 per saham. Estimasi yield dividen ASII berada di kisaran 8,05%.

Tak mau ketinggalan, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga telah mengumumkan pembagian dividen final Rp 270 per saham. Di mana, itu sudah termasuk dividen interim yang dibagikan pada akhir tahun senilai Rp 42,5 per saham.

Secara total, dividen final yang dibagikan oleh bank milik Djarum Group sebesar Rp 33,2 triliun. Angka tersebut setara dengan 68,4% dari total laba bersih BCA sepanjang 2023 yang mencapai Rp 48,6 triliun.

Selain itu, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) juga memutuskan bakal menggunakan 60% dari laba bersihnya di 2023 sebagai dividen. Nilainya sebesar Rp 33,03 triliun atau Rp 353,95 per lembar saham.

Baca Juga: Menilik Rekomendasi Saham yang Getol Diborong & Dilepas Pengendali hingga Direksi

CEO Edvisor.id Praska Putrantyo  melihat, kinerja dari saham ASII belum mengalami kenaikan signifikan karena kinerja keuangannya yang juga relatif melambat di sepanjang 2023, khususnya di pos pertumbuhan pendapatan dan laba. Sehingga dengan adanya pembagian dividen tersebut, diperkirakan masih mampu menaikkan kinerja ASII di tahun ini, dengan dividend yield nya yang masih menarik di atas 5%.

Sedangkan pada saham BBCA, BMRI, Praska bilang, tren kenaikan harga mulai melambat karena rawan profit taking lantaran investor sudah mengantisipasi kinerja emiten yang bertumbuh di sepanjang 2023 lalu dan harga saham dari kedua emiten tersebut sudah mencetak ATH , ditambah lagi dengan sentimen pembagian dividen.

"Namun dari kedua saham bank tersebut, dividend yield BMRI masih berpeluang lebih menarik dengan potensi dividend yield di atas 3%," kata Praska kepada Kontan.co.id, Minggu (17/3). 

Untuk itu, Praska merekomendasikan buy on weakness untuk BMRI dan BBCA karena sudah overbought atau jenuh beli. Sehingga rawan terkoreksi dalam jangka pendek. Selain itu, rilis good news dari kedua emiten tersebut sudah direspons oleh tren bullish pada harga sahamnya sejak awal 2024.

Baca Juga: IHSG Berpotensi Konsolidasi Pada Senin (4/3), Berikut Saham-Saham yang Bisa Dilirik

Sementara untuk ASII, Praska mengatakan bahwa investor masih bisa mengoleksi tetapi untuk trading dalam jangka memanfaatkan fluktuasi harga. Karena tren kinerja keuangan ASII yang masih tertekan berdasarkan rilis data per akhir 2023.

"Masih tertekannya kinerja keuangan ASII akibat lesunya harga komoditas energi, seperti batubara," kata dia.

Selaras dengan hal ini, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo menilai secara prospek saham akan bergantung pada kinerja keuangannya. Dia melihat saat ini untuk sektor perbankan masih memiliki prospek kinerja yang positif walaupun berpotensi sedikit melambat dibandingkan tahun lalu.

Selain itu, Azis melihat untuk kinerja ASII juga bergantung pada bagaimana penjualan mobilnya, mengingat daya beli saat ini masih melambat dan terlihat penjualan ASII pada Januari 2024 mengalami penurunan.

Azis pun memperkirakan dividen yield untuk BBCA sebesar 2,6%, BMRI 4,78%, dan ASII tertinggi hingga mencapai 6,1%.

Dengan demikian, Azis merekomendasikan trading buy untuk BBCA dengan target Rp 10.600 per saham dan BMRI juga trading buy dengan target Rp 8.000 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×