kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.943.000   -7.000   -0,36%
  • USD/IDR 16.306   -72,00   -0,44%
  • IDX 7.490   -13,57   -0,18%
  • KOMPAS100 1.062   5,79   0,55%
  • LQ45 796   5,98   0,76%
  • ISSI 254   -0,56   -0,22%
  • IDX30 410   -1,10   -0,27%
  • IDXHIDIV20 470   0,28   0,06%
  • IDX80 120   0,90   0,75%
  • IDXV30 124   0,93   0,76%
  • IDXQ30 131   0,00   0,00%

Kinerja Emiten Semen Mayoritas Lesu di Semester I-2025, Cermati Rekomendasi Berikut


Kamis, 07 Agustus 2025 / 19:17 WIB
Kinerja Emiten Semen Mayoritas Lesu di Semester I-2025, Cermati Rekomendasi Berikut
ILUSTRASI. Karyawan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) atau SIG menyiapkan semen kantong yang siap kirim di emplasemen kereta api Karangtalun, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.  Kondisi pasar yang cenderung lesu membuat kinerja sebagian besar emiten produsen semen layu pada semester I-2025.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi pasar yang cenderung lesu membuat kinerja sebagian besar emiten produsen semen layu pada semester I-2025.

Mengutip laporan keuangan, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) membukukan pendapatan sebesar Rp 15,61 triliun pada semester I-2025 atau turun 4,88% year on year (yoy) secara tahunan. Laba bersih SMGR juga anjlok 92,03% yoy menjadi Rp 39,38 miliar. SMGR turut mencatatkan volume penjualan sebesar 17,30 juta ton pada semester pertama lalu.

Corporate Secretary Semen Indonesia Vita Mahreyni mengatakan, industri semen domestik belum menunjukkan perbaikan pada semester I-2025 yang ditandai dengan melemahnya permintaan sebesar 2,5%. Namun, SMGR mampu meraih kenaikan penjualan ekspor semen sebesar 24,9% selama periode tersebut.

Untuk memacu pertumbuhan baik di segmen retail maupun curah, SMGR akan memperkuat fokus pada pengelolaan pasar dan harga sekaligus terus mendorong penggunaan semen hijau dan produk turunannya sebagai solusi beragam bagi kebutuhan konsumen.

"Dengan demikian, konstruksi rumah hingga proyek-proyek nasional dapat dibangun dari material rendah emisi karbon dan berketahanan dalam jangka panjang," ujar dia dalam keterangan resmi, Jumat (1/8/2025).

Baca Juga: Naik Dua Digit, Semen Baturaja (SMBR) Catat Laba Rp 79,6 Miliar pada Semester I-2025​

Segendang sepenarian, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) juga mengalami penurunan pendapatan bersih sebesar 1,1% yoy menjadi Rp 8,03 triliun pada semester I-2025. Namun, laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk INTP masih dapat tumbuh 13,8% yoy menjadi Rp 494,8 miliar.

Dari sisi operasional, penjualan semen INTP berkurang 1,6% yoy menjadi 8,89 juta ton pada enam bulan pertama tahun ini.

PT Cemindo Gemilang Tbk (CMNT) turut mengalami pelemahan pendapatan sebesar 2,16% yoy menjadi Rp 4,07 triliun pada semester I-2025. Perseroan juga masih menderita rugi bersih Rp 168,23 miliar, meski angka ini telah berkurang 60,72% yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sebaliknya, PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) meraih kenaikan pendapatan 29,76% yoy menjadi Rp 1,09 triliun pada semester I-2025 dan laba bersihnya juga ikut melesat 987,70% yoy menjadi Rp 79,62 miliar.

Baca Juga: Volume Penjualan Semen Melemah, Saham Emiten Semen Diberi Rekomendasi Beli

Investment Analyst Infovesta Utama Ekky Topan mengatakan, mayoritas emiten produsen semen mengalami tekanan kinerja akibat kondisi pasar semen yang masih kelebihan pasokan (oversupply). Tantangan ini diperparah oleh lemahnya permintaan semen di pasar domestik serta kenaikan biaya energi dan logistik emiten di sektor tersebut.

"Jadi, ini berdampak ke margin dan laba bersih mereka," ujar dia, Kamis (7/8/2025).

Analis Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI) Muhammad Wafi menambahkan, khusus SMBR, lonjakan kinerja pendapatan dan laba bersihnya cukup dipengaruhi oleh efisiensi yang ketat dan karakter perusahaan yang memiliki skala bisnis relatif lebih kecil.

Memasuki semester II-2025, peluang perbaikan kinerja emiten-emiten produsen semen tentu cukup terbuka, namun cenderung terbatas. Hal ini didorong oleh belanja pemerintah yang secara historis naik pada semester kedua, termasuk untuk belanja infrastruktur. Sentimen ini tentu akan mengangkat permintaan semen di dalam negeri.

Penurunan suku bunga acuan juga memberi efek domino bagi emiten semen lantaran diuntungkan oleh meningkatnya permintaan di sektor properti.

"Namun, efek besarnya mungkin baru terasa pada semester kedua tahun depan," imbuh Wafi, Kamis (6/8/2025).

Menurut Wafi, emiten semen yang punya strategi efisiensi yang terstruktur, memiliki diversifikasi pasar ekspor, branding yang kuat, dan rantai pasok yang andal sangat berpeluang mempertahankan atau bahkan meningkatkan kinerjanya di tengah ketidakpastian pasar.

Baca Juga: Di Antara Saham Emiten Semen Ini, Mana yang Paling Menarik?

Lantas, Wafi menyebut saham SMGR, INTP, dan SMBR masih layak dipertimbangkan oleh investor dengan target harga masing-masing di level Rp 3.200 per saham, Rp 6.800 per saham, dan Rp 300 per saham.

Di lain pihak, Analis Indo Premier Sekuritas Jovent Muliadi dan Gabriella Alyssa mempertahankan peringkat netral untuk saham sektor semen di tengah melemahnya kinerja industri tersebut pada kuartal II-2025 dan risiko persaingan. Indo Premier Sekuritas memperkirakan volume penjualan semen nasional akan mengalami kontraksi di kisaran 2%--5% sepanjang 2025.

Dalam risetnya, Indo Premier Sekuritas turut menyampaikan bahwa beberapa pemain semen kecil berani menawarkan diskon harga di tengah lemahnya permintaan. Keputusan ini wajar mengingat daya beli yang lemah, cuaca yang tidak mendukung, dan lambatnya belanja infrastruktur yang terus menekan permintaan.

"Kami tetap netral karena kurangnya katlis di sektor ini, meskipun valuasinya tidak mahal di level 4,8 kali," tulis Jovent dan Gabriella dalam riset, 15 Juli 2025. 

Selanjutnya: Tren Pemesanan Akomodasi di Tiket.com Tumbuh 23% pada Semester I 2025

Menarik Dibaca: 6 Rekomendasi Warna Lipstik yang Membuat Wajah Cerah Menurut MUA Internasional

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU

[X]
×