kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,30   7,91   0.88%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sejumlah emiten bakal menggelar rights issue, simak rekomendasi berikut ini


Selasa, 18 Mei 2021 / 17:45 WIB
Sejumlah emiten bakal menggelar rights issue, simak rekomendasi berikut ini
ILUSTRASI. Sejumlah emiten berniat mencari dana lewat rights issue.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten berencana melaksanakan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.

Salah satunya PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) yang berencana untuk menerbitkan sebanyak-banyaknya 1,45 miliar saham seri B baru yang berasal dari portepel saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Dengan target harga pada kisaran Rp 375 per saham-Rp 425 per saham, maka hasil rights issue yang ditargetkan mencapai Rp 543,7 miliar sampai dengan Rp 616,2 miliar.

Selanjutnya ada PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) yang juga berencana melakukan rights issue. SAME mengincar dana perolehan dari hajatan ini sebesar Rp 2 triliun.

Dalam aksi korporasi ini, pengelola Rumah Sakit OMNI tersebut akan melepas sebanyak-banyaknya 5,71 miliar saham baru atau sebanyak-banyaknya sebesar 32,44% dari modal ditempatkan dan disetor penuh Sarana Menara Nusantara setelah PUT II dengan nilai nominal Rp 20 per saham.

Baca Juga: Sinergi online groceries di balik masuknya Gojek ke Grup Lippo

PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI) pun akan mengeluarkan 7,5 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham atau sebesar 179,20% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh Bank Harda. Nantinya, setiap pemilik 125 saham lama akan memperoleh 224 HMETD. Setiap satu HMETD bisa melaksanakan pembelian satu saham baru di harga Rp 100 per saham.

Kemudian, PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) juga bakal melakukan penawaran umum terbatas untuk penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu. ASSA akan menerbitkan obligasi konversi sebesar 600 juta obligasi dengan jumlah pokoknya senilai Rp 720 miliar. Harga pelaksanaan rights issue ini adalah sebesar Rp 1.200.

PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) akan menawarkan sebanyak-banyaknya 35.214.288.984 saham seri B dengan nilai nominal Rp 100 per saham dalam rangka rights issue yang merupakan penawaran umum terbatas (PUT) VI Bukopin. Selain itu, PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) juga berencana untuk melakukan rights issue.

Baca Juga: Bank Ina Perdana (BINA) bakal rights issue 2 miliar saham baru untuk memperkuat modal

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai aksi penambahan modal melalui rights issue masih akan ramai pada tahun ini. Pasalnya, dia bilang aksi korporasi tersebut menjadi salah satu strategi emiten yang lebih baik ketimbang menambah utang.

Menurut dia, rights issue yang menarik dieksekusi jika harganya di bawah harga pasar. Oleh karena itu, sambungnya, dari emiten yang akan melaksanakan hajatan rights issue ini saham BBHI dan ASSA lebih menarik. Pada penutupan perdagangan Selasa (18/5), harga saham BBHI turun 6,64% ke harga Rp 1.125 per saham. Sementara saham ASSA saat ini berada di harga Rp 2.030 per saham.

William menambahkan, tidak ada kriteria khusus untuk saham-saham yang layak dieksekusi rights-nya lantaran pada dasarnya aksi ini hanya penambahan jumlah saham beredar. Pergerakan harga akan ditentukan oleh standby buyer, tujuan rights issue, dan harga pelaksanaan yang diharapkan di bawah harga di pasar.

Dalam keterbukaan informasi, Manajemen BBHI mengungkapkan dana hasil aksi korporasi ini akan digunakan untuk memperkuat permodalan. Sementara itu, ASSA akan mengucurkan 90,38% dana hasil rights issue untuk pelunasan dan pembayaran bank.

Baca Juga: Bulan Depan BBKP Gelar Rights Issue, Bosowa Bisa Terdepak Kalau Melewatkannya

Sebelumnya, Direktur Utama ASSA Prodjo Sunarjanto mengatakan, sebagian dana yang diperoleh dari rights issue akan digunakan untuk pelunasan utang bank yang digunakan untuk pendanaan investasi Anteraja dan Akuisisi PT JBA Indonesia.

Kemudian sekitar 7,01% akan digunakan untuk modal kerja Adi Sarana Armada, dan sisanya sekitar 2,62% akan digunakan untuk penyetoran modal kepada PT Adi Sarana Logistik yang akan digunakan untuk pengembangan usaha baru di bidang jasa pergudangan (warehouse) dengan merek Titipaja.

Lebih lanjut William memproyeksi saham BULL, BBKP, dan BBYB sudah berada dalam kondisi jenuh beli sehingga ke depannya berpotensi terkoreksi. Berdasarkan pergerakan harganya, dia merekomendasikan buy untuk saham SAME dan BBHI, dan hold saham ASSA, BULL, BBKP, dan BBYB.

Pada perdagangan Selasa (18/5) saham SAME menguat 1,90% ke harga Rp 535 per saham dan saham BBHI terkoreksi 6,64% ke harga Rp 1.125 per saham.

Baca Juga: SAME akan rights issue Rp 2 triliun, kantongi restu dari pemegang saham

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×