Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
Syarat untuk menerima PPN DTP sebesar 10% tersebut, KBLBB harus memenuhi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 40%. Jika hanya memenuhi TKDN 20% sampai dengan kurang dari 40%, maka insentif PPN DTP yang diberikan hanya 5%.
Hal ini mengembuskan angin segar bagi VKTR sebagai produsen komponen suku cadang dan menggarap bus listrik.
"(Insentif) ini memberikan kepastian bagi produsen, sehingga memberikan harapan baru bagi VKTR. Sehingga untuk saat ini sahamnya lebih memiliki potensi," imbuh Fendi.
Pengamat pasar modal & founder WH-Project William Hartanto menambahkan, pendongkrak saham VKTR juga datang dari kemitraan dengan PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS).
Baca Juga: Bidik Pendapatan Rp 418 Miliar di 2024, Cek Rekomendasi Saham Grahaprima (GTRA)
Melalui anak usahanya, emiten terafiliasi Grup Salim itu bekerjasama dengan VKTR untuk meningkatkan inovasi dan mempercepat adopsi EV serta elektrifikasi dalam segmen kendaraan komersial.
"Posisi (Bakrie) sebagai pendukung Prabowo - Gibran hanya sentimen sementara saja. Namun pada VKTR, sentimen kemitraan dengan IMAS memungkinkan untuk penguatan lebih lanjut," ungkap William.
Equity Sales Jasa Utama Capital Sekuritas Alfredo Gusvirli mengamini, kerja sama VKTR dengan IMAS menjadi sentimen penggerak. Sementara untuk saham anyar Grup Bakrie, yakni ALII, terpapar sentimen positif sebagai saham yang baru IPO sehingga return-nya masih cukup signifikan.
Alfredo mengingatkan, kecenderungan penguatan saham Grup Bakrie secara umum masih bersifat sementara. Dus, dia menyarankan pelaku pasar agar lebih baik wait and see terlebih dulu.
Fendi punya pandangan serupa, bahwa penguatan saham-saham Grup Bakrie cenderung bersifat spekulatif. Dia mengingatkan investor maupun trader agar lebih berhati-hati, jika ingin memanfaatkan momentum untuk koleksi.
Saran Fendi, tetap selektif dengan mencermati kembali kondisi fundamental, prospek bisnis dan valuasi masing-masing emiten.
"Kenaikan tajam yang tidak diikuti dengan fundamental value nanti berisiko tinggi. Oleh sebab itu, hati-hati. Namun masih bisa memanfaatkan momentum penguatan," tegasnya.
William melihat momentum penguatan jangka pendek saat ini bisa dimanfaatkan untuk trading. Pelaku pasar bisa melirik saham VKTR, ALII, DEWA, dan ENRG. Estimasi William untuk VKTR, penguatan berpotensi lanjut ke level Rp 180 - Rp 200 dengan mencermati support di Rp 164.
Baca Juga: Analis Proyeksikan Saham BRIS Bisa Tembus Rp 2.700 Per saham, Ini Analisanya
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengamati secara teknikal tujuh saham yang terafiliasi Grup Bakrie. Herditya merekomendasikan trading buy saham VKTR dengan support Rp 164 dan resistance Rp 185.
Herditya juga menyematkan rekomendasi trading buy untuk saham ALII (support Rp 690 dan resistance Rp 865), BUMI (support Rp 85 dan resistance Rp 91) dan UNSP (support Rp 105 dan resistance Rp 110).
Rekomendasi lainnya, speculative buy saham DEWA (support Rp 55 dan resistance Rp 61) dan buy if break untuk ENRG dengan support Rp 199 dan resistance Rp 212. Kemudian, wait and see untuk saham BRMS.
Sedangkan Alfredo melirik DEWA dan BUMI untuk trading, dan wait and see untuk saham Grup Bakrie lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News