kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45891,58   -16,96   -1.87%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Diantara Saham Emiten Properti, Mana yang Jadi Rekomendasi Analis?


Rabu, 10 Januari 2024 / 05:30 WIB
Diantara Saham Emiten Properti, Mana yang Jadi Rekomendasi Analis?
ILUSTRASI. Kinerja emiten sektor properti diperkirakan masih tercatat tumbuh di tengah gejolak pasar pada tahun 2023.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten sektor properti diperkirakan masih tercatat tumbuh di tengah gejolak pasar pada tahun 2023.

Meskipun para emiten belum merilis laporan keuangan masing-masing untuk tahun 2023, tetapi terdapat sejumlah sentimen yang bisa membantu kinerja sektor properti tumbuh.

“Untuk kinerja sektor properti di tahun 2023 masih tumbuh positif, karena suku bunga KPR yang masih termasuk rendah jika dibandingkan sebelum Pandemi Covid-19,” ujar Analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei kepada Kontan, Selasa (9/1).

Selain suku bunga, sentimen lain yang mempengaruhi sektor properti di tahun 2023 adalah adanya kebijakan uang muka atau down payment (DP) murah dan insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) di akhir tahun lalu.

“Tetapi, memang pertumbuhan kinerja sektor ini  sudah tidak setinggi tahun sebelumnya,” ungkapnya.

Baca Juga: Didukung Sejumlah Sentimen Positif, Intip Rekomendasi Saham Summarecon Agung (SMRA)

Di tahun 2024, Jono melihat, sektor properti masih tumbuh positif, tetapi mungkin lebih konservatif. Hal ini disebabkan karena adanya faktor tahun politik yang membuat calon investor dan pembeli cenderung menunggu pemilu berakhir.

“Untuk emiten yang punya proyek di Ibu Kota Negara (IKN), kemungkinan sentimennya positif, terutama yang sudah melakukan groundbreaking seperti PT Pakuwon Jati Tbk (PWON),” paparnya.

Di sisi lain, PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) juga dinilai akan dapat sentimen positif dari rencana proyek di IKN.

Sentimen positif dinilai Jono tetap akan berdampak ke saham PANI, meskipun ada isu mundurnya beberapa investor dari Konsorsium Nusantara.

“Berdasarkan keterbukaan informasi, memang PANI memiliki penyertaan saham untuk proyek IKN. Sehingga, ini juga dapat menjadi sentimen yang mempengaruhi saham mereka ke depannya,” tuturnya.

Diantara emiten properti, Jono pun memberikan rekomendasi beli saham SMRA dengan target harga Rp 820 per saham. “Ini karena SMRA mempunyai pendapatan berulang yang kuat dan produk yang sesuai minat masyarakat,” tuturnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×