Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja menambahkan, SBR002 juga tergolong bebas risiko gagal bayar alias risk free karena diterbitkan oleh pemerintah. “Kuponnya juga sangat menarik,” terangnya.
Budi Raharjo, Direktur OneShildt Financial Planning berpendapat, keunggulan SBR002 juga bersumber dari pajak atas bunga yang dipatok 15%. Angka tersebut lebih rendah ketimbang pajak atas bunga deposito yang mencapai 20%.
Namun, Budi mengingatkan, investor kudu mencermati tenor SBR002 yang mencapai dua tahun, lebih lama ketimbang instrumen deposito yang biasanya berusia kurang dari setahun. “Harus diperhatikan masalah likuiditas. Investor harus menyiapkan dan darurat karena SBR002 hanya bisa dicairkan di awal (early redemption) maksimal 50%.
Di kala pasar domestik masih rentan terkoreksi oleh faktor eksternal semisal isu perlambatan ekonomi global serta rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed, Budi berpendapat, SBR002 akan menjadi instrumen yang memberikan kepastian bagi investor. “Jika investor ingin memperoleh keuntungan yang lebih tinggi ketimbang deposito, SBR002 bisa menjadi salah satu alternatif investasi,” paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News