Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Analis memperkirakan savings bond ritel (SBR) seri 002 kurang menarik bagi investor.
Head of Fixed Income Indomitra Securities Maximilianus Nico Demus mengatakan instrumen tersebut membagikan kupon kecil atau masih kalah apabila dibandingkan dengan suku bunga deposito perbankan buku III dan buku IV.
Apalagi, ujar Nico, penerbitan SBR ditunjukkan bagi investor ritel pemula yang memiliki karakteristik ingin membeli obligasi dengan harga murah namun memberikan kupon tinggi.
"Para investor inilah yang menjadi incaran Pemerintah, agar edukasi mengenai obligasi dan keuntungnya dapat dinikmati masyarakat lapis menengah hingga bawah, tidak hanya masyarakat lapis atas saja," tutur Nico, Rabu (27/4).
Pemerintah menawarkan kupon SBR002 dengan kupon awal 7,5%. Kupon tersebut berasal dari tingkat bunga penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pada saat penetapan sebesar 7,25% ditambah spread tetap 25 bps. Komposisi ini jauh lebih rendah dibandingkan SBR001 yang memberikan spread 125 bps.
Kendati demikian, Nico memperkirakan instrumen ini akan menarik minat investor yang telah berpengalaman di bidang investasi. Investor jenis ini akan memanfaatkan SBR002 untuk diversifikasi portfolio. Di samping itu, tingkat kupon yang ditetapkan dengan minimal floor 7,5% akan menarik saat BI rate turun.
SBR002 ditawarkan pada 28 April hingga 19 Mei 2016. Penjatahan dilakukan pada 23 Mei 2016, lantas setelmen pada 25 Mei 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News