Reporter: Melysa Anggreni | Editor: Yudho Winarto
Namun, ia mengingatkan bahwa mendekati bulan Juni—yakni batas waktu penundaan tarif AS—tingkat ketidakpastian berpotensi meningkat dan mendorong yield pasar naik. Jika itu terjadi, maka imbal hasil SR022 bisa terlihat kurang kompetitif dibandingkan instrumen obligasi lainnya seperti seri FR dan PBS.
“Apalagi dengan adanya produk substitusi seperti FR dan PBS, investor memiliki opsi lain yang bisa menawarkan yield lebih tinggi jika pasar bergerak,” jelasnya. Hal ini pernah terjadi pada penawaran ST014 beberapa waktu lalu.
Kendati begitu, SR022 tetap memiliki keunggulan, yakni pembayaran kupon bulanan, berbeda dari FR atau PBS yang dibayarkan secara semesteran.
Baca Juga: Pemerintah Targetkan Lelang SBN pada Kuartal II-2025 Sebesar Rp 190 Triliun
Ini membuat SR022 menarik bagi investor yang mengincar passive income bulanan.
Ahmad juga menyebut bahwa pemerintah kemungkinan akan menaikkan target penghimpunan dana melalui SR022, mengingat kebutuhan pembiayaan negara di awal tahun ini cukup tinggi.
Per akhir Maret 2025, defisit anggaran mencapai Rp 104,2 triliun atau setara 0,43% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), kontras dengan kondisi tahun sebelumnya yang masih mencatat surplus Rp 8,1 triliun.
Sementara itu, Direktur DJPPR, Tony Priyanto menyampaikan bahwa informasi detail mengenai SR022 akan diumumkan secara resmi sesuai momentum.
Ia menambahkan, strategi penerbitan SBN dilakukan secara pruden dan fleksibel, dengan mempertimbangkan faktor waktu, ukuran emisi, jenis instrumen, dan komposisi mata uang.
Baca Juga: Kepemilikan Bank di SBN Menyusut, Pertanda Likuiditas Semakin Seret
Di sisi lain, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia, Ramdhan Ario Maruto juga menilai prospek SBN ritel tetap cerah hingga akhir tahun.
Menurutnya, bunga yang ditawarkan SBN ritel masih jauh lebih menarik dibandingkan instrumen lain seperti deposito.
“Kalau dibandingkan 4 hingga 5 tahun lalu, bunga SBN ritel saat ini jauh lebih menarik. Itu sudah menjadi daya tarik tersendiri,” ujar Ramdhan.
Namun ia mengingatkan, investor tetap perlu mencermati pergerakan obligasi global dan domestik, karena hal itu akan menjadi acuan penetapan yield SR022. Ramdhan memproyeksikan yield SR022 akan berada di kisaran 6,7%–6,75%.
Selanjutnya: Manchester City Tak Perpanjang Kontrak, Kevin De Bruyne: Murni Alasan Bisnis
Menarik Dibaca: Panduan Menata Keuangan Setelah Hari Raya Idul Fitri ala Bank Neo
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News