Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF) percaya diri bisa menjaga pertumbuhan kinerja pada 2022. Emiten yang memproduksi dan memasarkan produk pupuk premium non-subsidi ini membidik penjualan hingga Rp 2,4 triliun sepanjang tahun ini.
Sekretaris Perusahaan SAMF Dadang Suryanto mengungkapkan bahwa tingginya permintaan pupuk menjadi sumber optimisme Saraswanti Anugerah Makmur. SAMF bahkan sudah memiliki kontrak pengadaan pupuk yang akan didistribusikan mulai kuartal pertama dan kuartal kedua 2022 yang nilainya mencapai sekitar Rp 1 triliun.
"Strategi SAMF di tahun 2022 ini adalah berusaha semaksimal mungkin memenuhi permintaan pupuk dari para pelanggan serta memperoleh komitmen pasokan bahan baku dari para supplier baik dari dalam negeri maupun luar negeri," terang Dadang kepada Kontan.co.id, Jumat (4/2).
Pasar dan harga crude palm oil (CPO) yang masih menarik juga menjadi katalis positif bagi kinerja SAMF, lantaran mendatangkan permintaan pupuk yang cukup tinggi. Mengingat sekitar 90% pasar pupuk SAMF diserap oleh perkebunan kelapa sawit.
Baca Juga: Summarecon Agung (SMRA) Targetkan Marketing Sales Rp 5 Triliun pada 2022
Oleh sebab itu, fokus pemasaran produk SAMF menyasar sentra-sentra perkebunan sawit di Sumatra dan Kalimantan yang menjadi basis target penjualan. Sembari menjamin pasokan untuk pelanggan existing, SAMF juga terus berupaya memperluas jangkauan pasarnya.
"Pembukaan pasar-pasar baru di Indonesia bagian timur masih dan akan terus dilakukan, utamanya di Sulawesi dan Papua," ungkap Dadang.
Dalam memuluskan strategi ekspansi pasar tersebut, SAMF pun meningkatkan kapasitas produksi. Penambahan kapasitas dilakukan pada anak usaha, yakni PT Dupan Anugerah Lestari. Dadang bilang, proses ekspansi pabrik masih berlangsung dan sesuai jadwal, yang diharapkan mulai beroperasi pada akhir Q2-2022.
SAMF memiliki pabrik di lima lokasi dengan total kapasitas mencapai 600.000 ton per tahun. Rincinya, pabrik di Mojokerto I di Jawa Timur dengan kapasitas 100.000 ton, Pabrik Mojokerto II (100.000 ton), Pabrik Medan I (80.000 ton), Pabrik Medan II (160.000 ton), dan Pabrik Sampit di Kalimantan Tengah berkapasitas 160.000 ton.
SAMF sedang menggelar ekspansi dengan menambah kapasitas 100.000 ton di Pabrik Mojokerto II. Dengan begitu, nantinya kapasitas pabrik SAMF bakal meningkat dari 600.000 ton menjadi 700.000 ton per tahun. Untuk ekspansi pabrik tersebut, SAMF menganggarkan belanja modal (capex) sekitar Rp 105 miliar.
Baca Juga: Masih Wait and See Kondisi Pandemi, Mandom Indonesia (TCID) Jaga Porsi Ekspor
Adapun pada tahun 2021, SAMF memproyeksikan bisa meraih penjualan senilai Rp 1,85 triliun. Hingga bulan November 2021, SAMF telah mencatatkan penjualan sekitar Rp 1,65 triliun.
Direktur Utama SAMF Yahya Taufik sebelumnya menyampaikan bahwa secara berkesinambungan pihaknya menjalankan sejumlah strategi bisnis. Setidaknya ada enam strategi yang akan diterapkan SAMF secara konsisten untuk mengerek kinerja dan menjaga keberlanjutan usaha.
Strategi tersebut meliputi peningkatan efisiensi, penambahan kapasitas pabrik, keamanan dan jaminan bahan baku, menjaga konsistensi premium quality product, penguatan riset, serta networking sales dan produk secara intensif.
Efisiensi dilakukan secara komprehensif mulai dari operasional di proses produksi, manajemen keuangan, hingga pemilihan lokasi pabrik untuk meningkatkan efisiensi dari sisi logistik. Menurut Yahya, strategi ini penting dan efektif di tengah sengitnya kompetisi pupuk, baik dalam negeri maupun dengan gempuran pupuk impor.
Yahya pun menjamin kesiapan SAMF mengamankan bahan baku untuk menjaga kesinambungan produksi dalam memenuhi permintaan konsumen. Pasalnya, untuk memproduksi pupuk NPK, sekitar 60% bisa dipenuhi dari dalam negeri, sedangkan 40% komponen lainnya dipenuhi lewat impor.
Sebagai informasi, SAMF telah bekerjasama dengan salah satu distributor pupuk jenis KCL/MOP, Champa International Pte. Ltd, yang berkantor di Singapura, untuk pengamanan kebutuhan bahan baku sepanjang tahun 2022.
Pengamanan kebutuhan bahan baku KCL/MOP sebanyak 75.000 metrik ton diperuntukkan bagi salah satu anak usaha SAMF, yakni PT Anugerah Pupuk Makmur (APM). Bahan baku akan dikirim dari Laos lewat Vietnam ke lokasi pabrik APM yang berada di Sampit, Kalimantan Tengah.
Dengan kerjasama ini, Yahya optimistis dapat mengamankan ketersediaan pengadaan bahan baku sepanjang tahun 2022. "Diharapkan SAMF dapat memenuhi permintaan pupuk yang berkualitas dan tepat waktu diterima oleh pelanggan," ungkap Yahya dalam media conference pada 15 Desember 2021 lalu.
Adapun dari sisi pergerakan saham, SAMF mengarah ke zona hijau pada penutupan perdagangan Jum'at (4/2). Harga saham SAMF naik 5 poin atau 0,74% ke Rp 680. Kendati secara year to date masih mencatatkan penurunan 37,90%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News