Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
Efisiensi dilakukan secara komprehensif mulai dari operasional di proses produksi, manajemen keuangan, hingga pemilihan lokasi pabrik untuk meningkatkan efisiensi dari sisi logistik. Menurut Yahya, strategi ini penting dan efektif di tengah sengitnya kompetisi pupuk, baik dalam negeri maupun dengan gempuran pupuk impor.
Yahya pun menjamin kesiapan SAMF mengamankan bahan baku untuk menjaga kesinambungan produksi dalam memenuhi permintaan konsumen. Pasalnya, untuk memproduksi pupuk NPK, sekitar 60% bisa dipenuhi dari dalam negeri, sedangkan 40% komponen lainnya dipenuhi lewat impor.
Sebagai informasi, SAMF telah bekerjasama dengan salah satu distributor pupuk jenis KCL/MOP, Champa International Pte. Ltd, yang berkantor di Singapura, untuk pengamanan kebutuhan bahan baku sepanjang tahun 2022.
Pengamanan kebutuhan bahan baku KCL/MOP sebanyak 75.000 metrik ton diperuntukkan bagi salah satu anak usaha SAMF, yakni PT Anugerah Pupuk Makmur (APM). Bahan baku akan dikirim dari Laos lewat Vietnam ke lokasi pabrik APM yang berada di Sampit, Kalimantan Tengah.
Dengan kerjasama ini, Yahya optimistis dapat mengamankan ketersediaan pengadaan bahan baku sepanjang tahun 2022. "Diharapkan SAMF dapat memenuhi permintaan pupuk yang berkualitas dan tepat waktu diterima oleh pelanggan," ungkap Yahya dalam media conference pada 15 Desember 2021 lalu.
Adapun dari sisi pergerakan saham, SAMF mengarah ke zona hijau pada penutupan perdagangan Jum'at (4/2). Harga saham SAMF naik 5 poin atau 0,74% ke Rp 680. Kendati secara year to date masih mencatatkan penurunan 37,90%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News